Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan Jumat lalu ditutup terkoreksi sebesar -0.59% dilevel 4.848,06. Menurut Lanjar Nafi, Analis Reliance Securities, IHSG akan tertekan pada awal pekan dengan range pergerakan 4.825-4.920.
Menurut Lanjar, nilai tukar rupiah pun akan melemah seiring tingginya permintaan USD menjelang pertemuan The Fed pekan depan.
Sementara, mayoritas bursa Asia kembali terkoreksi pada akhir pekan lalu akibat sentimen penguatan dollar AS menjelang pertemuan the Fed minggu depan dan referendum Inggris pada keanggotaan Uni Eropa.
"Terkoreksinya harga minyak di akhir pekan hingga sebesar 1,1% di level US$ 50,01 per barrel menjadi salah satu faktor penekan pergerakan bursa di Asia," kata Lanjar dalam risetnya.
Parningotan Julio, Kepala Riset Millenium Danatama memprediksi, IHSG akan bearish di rentang 4.800-4.868. Menurut Julio, IHSG tak berdaya akibat perekonomian dunia yang rapuh, potensi Brexit, dan menguatnya nilai tukar dollar seiring wacana Fed Fund Rate.
Sentimen dalam negeri masih seputar sentimen pengampunan pajak atau tax amnesty. "Sektor yang masih menarik minggu depan masih konsumer, perdagangan dan konstruksi," kata Julio saat dihubungi KONTAN.
William Suryawijaya, Analis Asjaya Indosurya memiliki pendapat yang berbeda. Dia memprediksi, IHSG berpotensi menguat di rentang 4.839 – 4.945. Menurut William, hal tersebut ditunjang oleh kenaikan harga komoditas dan potensi tertundanya kenaikan suku bunga acuan FED.
"Selain itu, ada juga sentimen terapresiasinya rupiah walau kondisi jelang Lebaran, di mana biasanya terdapat peningkatan kebutuhan valas," kata William.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News