kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.290.000   -15.000   -0,65%
  • USD/IDR 16.653   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.164   -20,19   -0,25%
  • KOMPAS100 1.136   -7,73   -0,68%
  • LQ45 832   -5,41   -0,65%
  • ISSI 282   -1,61   -0,57%
  • IDX30 437   -3,69   -0,84%
  • IDXHIDIV20 503   -5,62   -1,10%
  • IDX80 128   -0,88   -0,68%
  • IDXV30 136   -1,98   -1,44%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

IHSG Melemah di Akhir Oktober, Cermati Proyeksi Analis untuk Pekan Depan


Sabtu, 01 November 2025 / 08:14 WIB
IHSG Melemah di Akhir Oktober, Cermati Proyeksi Analis untuk Pekan Depan
ILUSTRASI. Kapitalisasi Pasar Saham-Suasana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (08/10/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Jumat (31/10/2025) dengan pelemahan sebesar 0,25% ke level 8.163,87.


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Jumat (31/10/2025) dengan pelemahan sebesar 0,25% ke level 8.163,87. Dengan demikian, sepanjang pekan terakhir Oktober 2025, IHSG telah terkoreksi hingga 1,3%.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menjelaskan bahwa penurunan IHSG dipicu oleh sejumlah faktor, mulai dari musim rilis laporan keuangan emiten hingga melemahnya harga emas dunia. 

Selain itu, dinamika geopolitik juga ikut berpengaruh terhadap pergerakan pasar saham domestik.

Baca Juga: Asing Net Buy Jumbo Rp 1,13 Triliun, Intip Saham yang Banyak Dikoleksi di Akhir Pekan

“Pertemuan antara Amerika Serikat (AS) dan China di Korea Selatan menjadi salah satu sentimen positif, karena diperkirakan AS akan memangkas kenaikan tarif terhadap China,” ujar Herditya kepada KONTAN, Jumat (31/10).

Ia menambahkan, kebijakan pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral AS, The Federal Reserve, turut memberikan dorongan bagi pasar saham global maupun domestik. 

Pasar bahkan menilai The Fed berpeluang kembali memangkas suku bunga acuannya pada Desember 2025 mendatang.

Namun di sisi lain, wacana Morgan Stanley Capital International (MSCI) untuk mengubah metode perhitungan free float saham Indonesia masih menjadi kekhawatiran tersendiri bagi pelaku pasar.

Baca Juga: BMRI dan AMMN Teratas, Cek Saham Net Sell Terbesar Asing di Penghujung Oktober 2025

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, menilai pergerakan IHSG pada pekan terakhir Oktober juga dipengaruhi oleh faktor teknis, yakni penutupan perdagangan akhir bulan dan proses rebalancing indeks LQ45. 

“Selain itu, data NBS Manufacturing PMI China yang turun ke level 49 pada Oktober 2025 dari 49,8 di bulan sebelumnya turut memberi tekanan, karena ini menjadi level terendah sejak April 2025,” jelasnya.

Secara teknikal, indikator stochastic RSI menunjukkan sinyal pembalikan arah di area pivot, sementara indikator MACD masih membentuk histogram negatif. 

IHSG juga masih bertahan di atas garis MA5 dan MA20. Berdasarkan analisis Alrich, indeks berpotensi bergerak pada kisaran support di level 8.000 dan resistance di 8.280 pada pekan depan.

Baca Juga: Akumulasi Berlanjut, Cermati Saham Net Buy dan Net Sell Terbesar Asing, Kamis (30/10)

Sementara itu, Herditya memperkirakan IHSG akan bergerak terbatas di rentang support 8.117 dan resistance 8.199 pada pekan depan.

Sentimen utama diperkirakan datang dari rilis data inflasi dan produk domestik bruto (PDB) Indonesia, yang menurut konsensus analis masih cenderung melandai.

Selanjutnya: Panduan Orang Tua: 5 Kunci Membangun Kecerdasan Emosional Anak

Menarik Dibaca: Harga Emas Galeri 24 dan UBS di Pegadaian Sabtu (1/11/2025) Kompak Naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×