kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siarkan Piala Dunia 2014, kinerja VIVA biasa saja


Jumat, 13 Juni 2014 / 18:12 WIB
Siarkan Piala Dunia 2014, kinerja VIVA biasa saja
ILUSTRASI. Kue keranjang atau dikenal dengan Nian Gao, adalah salah satu dessert dan camilan Imlek yang dipercaya bawa hoki.


Reporter: Merlinda Riska, Wuwun Nafsiah | Editor: Edy Can

JAKARTA. PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) telah memegang hak siar Piala Dunia 2014 yang diselenggarakan di Brasil. Meski siaran Piala Dunia bersamaan dengan Ramadan, VIVA optimistis, jumlah penonton sebesar tahun 2010 di Afrika Selatan. Anindra Ardiansyah Bakrie, Direktur VIVA, berharap, jumlah penonton Piala Dunia tahun ini naik dua kali lipat dibandingkan 2010.

VIVA tak hanya menyiarkan Piala Dunia di televisi nasional miliknya, yakni TV One dan antv, tetapi juga televisi berbayar VIVA+. Ardi, panggilan gaul Anindra, juga berharap bisa menjual iklan di harga lebih mahal.

Analis memperkirakan, hajatan Piala Dunia ini tidak akan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan VIVA tahun ini. Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri, bilang, agenda Piala Dunia hanya berlangsung satu bulan. "Satu bulan hanya sebentar, pengaruhnya tak akan signifikan," ujar dia.

Analis Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya mengatakan, jam siaran pagi bisa mengurangi jumlah penonton. William melihat antusiasme Piala Dunia kali ini tidak sebesar tahun 2010. "Banyak penonton yang keesokan harinya harus bekerja," kata William.

Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities, mengatakan, VIVA bisa menggandeng rekan strategis agar mau bekerjasama, iklan atau menjual pernak-pernik Piala Dunia. VIVA juga berpeluang memasarkan TV berbayar. Menurut William, VIVA bisa memanfaatkan hajatan ini untuk meraih pelanggan lebih banyak.

Anak usaha VIVA, PT Intermedia Capital Tbk (MDIA), pemilik stasiun antv, yakin, tahun ini bisa mengapit pendapatan Rp 1 triliun. Direktur Utama MDIA, Eric Thohir mengatakan, ada dua momentum yang bisa menumbuhkan pendapatan iklan yakni Ramadan dan Piala Dunia. "Dua momentum bersamaan ini menguntungkan. Kami yakin Juni-Juli share antv bisa nomor satu," kata Eric, kemarin. Menurutnya, data pertumbuhan pendapatan dan TV share sampai Mei 2014, antv terus melonjak. Pada Mei 2014, TV share antv mencapai 9,5 poin, padahal Januari 2014 TV share antvĀ  hanya 7,8 poin.

Sementara itu, pendapatan per bulan pada Januari 2014, antv meraih Rp 52 miliar. Angka ini terus melonjak dan di Mei, antv meraih Rp 89 miliar. "Pada awal 2013 pendapatan per bulan kami Rp 40 miliar. Sekarang sudah Rp 90 miliar. Pas Piala Dunia dan Ramadan, pendapatan per bulan antv di atas Rp 90 miliar," papar Eric.

Asal tahu saja, saham MDIA dimiliki VIVA 89,99% dan sisanya publik. Sejatinya, menurut William, tahun ini, banyak peluang meraih iklan dari pemilihan umum seperti dari acara debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dan iklan kampanye.

Namun, Reza melihat, VIVA tidak dapat memaksimalkan peluang ini lantaran lebih condong ke salah satu kandidat capres dan cawapres. "Stasiun televisi yang netral bisa mudah negosiasi iklan," kata dia.

William memperkirakan, pendapatan VIVA tahun ini tumbuh 15%-20% dari pendapatan tahun lalu Rp 1,67 triliun. Sedangkan laba bersih tumbuh 8%-15% dari tahun lalu Rp 107 miliar.

Kiswoyo melihat meski kinerja berpotensi naik 15%-20%. Tapi price earning ratio (PER) VIVA di 103 kali, jauh lebih tinggi dari PT Media Citra Nusantara Tbk yang di 39 kali. Selain itu, utang VIVA terlalu besar. Kiswoyo merekomendasikan sell saham ini.

Reza dan William merekomendasikan, hold dengan target Rp 380 dan Rp 325. Pada penutupan perdagangan Jumat (13/6), harga VIVA turun 1,42% menjadi Rp 277 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×