Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Bersamaan dengan itu, HRUM mengoptimalkan kapasitas smelter nikel matte yang baru beroperasi Maret 2024 lalu di bawah PT Westrong Metal Industri (WMI). Sebelumnya, HRUM telah meningkatkan kepemilikan di WMI dari 20% menjadi 80,7% dengan nilai investasi sebesar US$ 215 juta.
Saat ekspansi rampung, HRUM membidik total produksi nikel sebanyak 151.000 ton per tahun. Terdiri dari 56.000 ton nikel matte dari smelter WMI, 67.000 ton mixed hydroxide precipitate (MHP) dari smelter BSE dan 28.000 nickel pig iron dari smelter PT Infei Metal Industry yang telah beroperasi sejak April 2022.
"Kami belum memiliki rencana untuk melakukan akuisisi tambahan lagi dalam waktu dekat. Fokus menyelesaikan konstruksi agar bisa selesai tepat waktu dan operasional WMI agar produksinya bisa sejalan dengan kapasitas terpasang," tegas Ray.
Meski begitu, HRUM akan terus menjajaki peluang ekspansi untuk mengembangkan portofolio bisnis nikel. Salah satunya melalui kerja sama strategis yang sudah terjalin dengan Grup Tsingshan, dimana nota kesepahaman sudah diteken pada 5 April 2024.
"Ada beberapa persyaratan yang sedang kami proses. Apabila semua berjalan lancar, kami harapkan dapat efektif di sekitar bulan Juli atau Agustus tahun ini," tandas Ray.
Dari sisi pergerakan saham, harga HRUM ambles 6,30% ke level Rp 1.115 per saham pada perdagangan Jumat (7/6). Harga saham HRUM telah mengakumulasi pelemahan 16,48% secara year to date.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News