kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siantar Top (STTP) optimistis bisa capai pertumbuhan penjualan 10% di tahun ini


Kamis, 30 Juli 2020 / 19:11 WIB
Siantar Top (STTP) optimistis bisa capai pertumbuhan penjualan 10% di tahun ini
ILUSTRASI. Siantar Top masih mampu mencatatkan kinerja lumayan di tengah adanya pandemi virus corona dan melemahnya daya beli


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Siantar Top Tbk masih mampu mencatatkan kinerja lumayan di tengah adanya pandemi virus corona dan melemahnya daya beli masyarakat. Pada paruh pertama 2020, emiten berkode saham STTP ini berhasil membukukan pertumbuhan penjualan neto sebesar 8,6% secara year on year (yoy).

Sebagai gambaran, produsen camilan Mie Gemez ini membukukan penjualan neto sebesar Rp 1,65 triliun pada semester I-2019 lalu. Dengan pertumbuhan 8,6%, maka penjualan neto STTP diperkirakan mencapai  Rp 1,79 triliun pada semester satu tahun ini.

Direktur STTP Armin mengatakan, pertumbuhan penjualan tersebut tidak terlepas dari siasat yang dilakukan STTP di tengah lesunya kondisi pasar. Salah satunya dengan kerjasama yang telah dilakukan STTP dengan mitra distributor di berbagai negara tujuan ekspor yang ada untuk mengembangkan jangkaun jaringan pemasaran dan penjualan produk-produk STTP.

“Langkah ini terutama dilakukan di beberapa negara tujuan ekspor yang memiliki pasar cukup luas secara geografis seperti China, ataupun negara-negara lainnya. Dengan langkah ini, jangkauan pemasaran dan penjualan produk-produk STTP di negara tujuan ekspor jadi lebih luas dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” kata Direktur STTP Armin saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (30/7).

Baca Juga: Siantar Top (STTP) bagikan dividen Rp 76,34 per saham, simak jadwal lengkapnya

Tak hanya penjualan ekspor, STTP juga tetap fokus menjaga kinerja penjualan domestik. STTP terus berupaya melakukan pemerataan distribusi dan ketersediaan stok produk-produk perusahaan pada setiap depo dan stock point yang ada.

Selain itu, STTP juga masih konsisten ‘menaikkan kelas’ produk-produk yang dimiliki. Semisal, suatu produk STTP semula dihargai Rp 500 per bungkus, maka produk tersebut ‘dinaikkan’ kelasnya menjadi Rp 1.000 per bungkus dengan kemasan dan isi yang lebih besar pula. Hal ini membuat STTP mampu mencuil pendapatan yang lebih besar dari produk yang naik kelas.

Memasuki semester II 2020, Armin melihat penjualan akan mengalami peningkatan. Faktor utamanya adalah dengan kembalinya aktivitas ekonomi nasional atauoun global. Hanya saja, Armin mengatakan, pandemi verus corona yang masih membayangi akan menjadi salah satu sentimen pemberat.

"Sebenarnya bisnis kami cukup terdampak dari pandemi ini, suplai kan jadi lebih terbatas dan pengiriman pun sedikit terhambat akibat berbagai kebijakan pembatasan. Seiring pandemi yang belum mereda, setidaknya masalah tersebut juga masih akan mebayangi penjualan pada semester dua ini," tambah Armin.

Pada semester ini, Armin menegaskan, strategi yang diterapkan STTP masih banyak belum berubah. Untuk pasar domestik, masih akan berfokus pada pemerataan distribusi serta menyasar lokasi-lokasi lain agar produk-produk STTP selalu ada. Sementara untuk pasar ekspor, STTP juga berencana akan mengembangkan produk baru.

"Kami ada kembangkan produk biskuit baru yang akan menggunakan brand Gemez. Karena brand ini sudah punya nama dan diterima baik oleh konsumen di pasar ekspor kami, seperti di Taiwan dan Korea Selatan," jelas Armin.

Terkait rencana ekspansi bisnis, STTP tidak menjadikannya fokus yang akan dikejar pada semester kedua ini. Pasalnya, mereka sudah cukup puas dengan ekspansi pada semester satu lalu dengan mendirikan pabrik pengembangan produk di Pasuruan.

STTP lebih memilih untuk fokus bisa mengejar target pertumbuhan penjualan di kisaran angka 10% pada akhir tahun nanti. Semula STTP mematok target pertumbuhan penjualan 10-15%,  namun dengan adanya pandemi membuat angka tersebut menjadi sulit diprediksi.

"Kami berharap setidaknya masih bisa mengejar target pertumbuhan penjualan di angka 10% pada akhir tahun nanti. Saya rasa ini masih mungkin  mengingat kegiatan industri dan perekonomian baik di Indonesia maupun beberapa negara tujuan ekspor sudah berangsur-angsur membaik pada sisa akhir tahun ini," ungkap Armin.

Kendati demikian, optimisme ini juga tidak lantas menghilangkan sikap waspada STTP. Armin berujar, arah dinamika perkembangan penanganan pandemi virus corona belum bisa diperkirakan, sehingga opsi revisi bisa saja diambil apabila bila diperlukan di masa mendatang.

Sepanjang kuartal I 2020 lalu, STTP membukukan penjualan bersih sebesar  Rp 944,93 miliar di kuartal I 2020. Realisasi tersebut naik 9,53% bila dibanding penjualan bersih kuartal I 2019 yang hanya mencapai Rp 862,71 miliar. Sementara laba bersih STTP juga ikut naik sebesar 29,71% yoy dari semula Rp 135,20 miliar di kuartal I 2019 menjadi  Rp 175,37 miliar di kuartal I 2020.

Baca Juga: Ada pandemi, penjualan Siantar Top (STTP) masih naik 8,6% di semester I 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×