kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Setelah sentuh US$ 1.300, emas anjlok lagi


Kamis, 18 Juli 2013 / 05:00 WIB
Setelah sentuh US$ 1.300, emas anjlok lagi
ILUSTRASI. Ini 4 Cara Restart iPhone saat Error dan Normal. REUTERS/Stephen Lam


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Harga kontrak emas dunia mencatatkan penurunan terbesar dalam sepekan terakhir di New York, tadi malam (17/7).

Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 13.49 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember merosot 1% menjadi US$ 1.278,80 per troy ounce di Comex, New York. Ini merupakan penurunan terbesar bagi kontrak yang teraktif diperdagangkan sejak 5 Juli lalu. Pada transaksi sebelumnya, harga emas sempat menyentuh level US$ 1.301,10 per troy ounce, level tertinggi sejak 21 Juni lalu.

Penurunan harga emas berkaitan dengan rebound atas dollar AS yang menurunkan minat investor untuk memiliki emas sebagai investasi alternatif. Asal tahu saja, posisi si hijau menguat 0,4% terhadap 10 mata uang utama dunia.

Pergerakan emas dan dollar AS tadi malam sangat dipengaruhi oleh pernyataan yang dikeluarkan oleh pimpinan the Federal Reserve Ben S Bernanke. Dalam testimoninya, Bernanke memberikan sedikit petunjuk mengenai rencana bank sentral AS terkait program stimulus.

"Permainan tebak-tebakan mengenai keberlanjutan program stimulus menyebabkan pelaku pasar gugup dan mendorong mereka untuk memilih memegang dana tunai. Selain itu, pasar emas juga menghadapi resistance di level US$ 1.300," papar Adam Klopfenstein, senior market strategist Archer Financial Inc di Chicago.

Sekadar tambahan informasi, dalam laporan kebijakan moneter semi tahunannya, Bernanke menegaskan, bank sentral sudah mengantisipasi untuk melakukan pemangkasan nilai program stimulus pada akhir tahun ini. Namun, kebijakan tersebut masih akan akomodatif dan bisa berubah tergantung pada data ekonomi yang akan datang.

Dia juga menyatakan, "Dengan tingkat pengangguran yang masih tinggi dan penurunan yang hanya bertahap, belum lagi tingkat inflasi yang di bawah estimasi Komite, kebijakan moneter yang akomodatif masih tetap dibutuhkan di masa yang akan datang."
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×