Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi I ditutup pada zona merah di posisi 4.827,13, dengan pelemahan 13,3 poin atau 0,275% dari posisi penutupannya pada perdagangan kemarin. Sejumlah analis memperkirakan, pada sesi II nanti, IHSG masih cenderung bergerak variatif dengan kecenderungan melemah.
Analis Milenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga mengungkapkan, investor masih melakukan aksi wait and see kepastian kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), meski telah ada kepastian mengenai APBN Perubahan. Karena itu, dari dalam negeri, sentimen negatif masih membayangi.
Sementara, sentimen positif datang dari luar negeri. Investor masih cukup optimis bahwa hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve yang dimulai pada hari ini, akan menghasilkan hasil yang baik. "Jika stimulus moneter dilanjutkan, maka tentu berdampak pada bursa global, khususnya IHSG," kata Desmon, Rabu (19/2).
Desmon memperkirakan, pergerakan IHSG sesi II akan berada pada kisaran support di 4.830 dan resisten di level 4.890. Menurut Desmon, Indonesia masih merupakan pasar yang cukup menarik bagi investor lantaran memberikan imbal hasil yang jauh lebih menggiurkan dibanding pasar AS, Eropa dan Jepang, yang masih terkontraksi.
"Dana-dana asing itu tentu akan mencari imbal hasil yang menarik. Meski nantinya pasar saham Indonesia akan dihadang oleh inflasi. Yang membuat IHSG saat ini melorot adalah karena asing keluar. Jika kepastian stimulus dari AS nanti terjadi, maka dana asing akan masuk lagi," ujar Desmon.
Untuk saham yang dapat dipertimbangkan, Desmon merekomendasikan diantaranya saham ADES, PTPP, JSMR, ICBP dan PTBA dengan posisi masing-masing trading buy.
Selain faktor-faktor tadi, Analis Asjaya Indosurya Securities Dimas Adrianto menambahkan, data ekonomi China juga dapat mempengaruhi pergerakan pasar saham dalam negeri. Pelaku pasar memprediksi, saat ini ekonomi China memasuki masa kontraksi yang menunjukkan terjadi perlambatan perekonomian. Data ini dijadwalkan akan dirilis pada esok hari (20/6).
"Melihat adanya beberapa informasi dan data penting pada malam dan esok hari dari AS dan China yang besar kemungkinan akan mempengaruhi pergerakan IHSG besok, maka diperkirakan investor akan lebih berhati-hati pada perdagangan siang ini. Pengumuman penaikan harga BBM bersubsidi yang diperkirakan sekitar 3-4 hari setelah pengesaha APBN Perubahan juga akan menjadi perhatian investor apalagi nilai tukar rupiah masih terus melemah," kata Dimas.
Untuk IHSG sesi II, Dimas memperkirakan akan bergerak mixed cenderung melemah pada rentang support di level 4.770 dan resistance di posisi 4.900. Untuk saham yang dapat menjadi pilihan, Dimas merekomendasikan diantaranya saham TLKM, UNVR, TSPC, ICBP, ALTO, BJTM dan ISSP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News