Reporter: Anna Maria Anggita Risang | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di perdagangan akhir bulan ini ditutup menguat. Di penutupan pasar hari Jumat (28/9) indeks ditutup naik 0,80% ke level 5.976. Selama sepekan ini investor asing mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp 1,6 triliun.
Senior Analyst Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih menjelaskan, dalam sepekan terakhir, indeks mengalami kenaikan dan sempat di sekitar 5.800, juga saat ini hampir menyentuh level 6.000. Pekan ini IHSG sempat turun akibat kekhawatiran pasar terhadap perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok.
Pasar saham sepekan ini digerakkan oleh keputusan kenaikan suku bunga Federal Reserve dan diikuti oleh kenaikan suku bunga acuan Indonesia. "Di sisi lain indeks kita juga naik karena minggu ini adalah akhir dari kuartal III," ujar Alfatih kepada Kontan.co.id.
Untuk pekan depan, Alfatih memproyeksikan indeks pekan depan cenderung menguat, tapi belum terjadi tren naik jangka panjang, di range level 5.800-6.100.
Sentimen yang berpengaruh masih sensitif terhadap perang dagang secara global dan juga masalah kurs rupiah. Selain itu juga yang tidak kalah penting adalah cadangan devisa. Menurut Alfatih, saat ini domestik sedang tekor karena ekspor komoditas seperti betubara, mineral, dan CPO yang masih belum bagus.
Saat ini domestik juga ingin mengubah CPO menjadi biodiesel untuk mengurangi impor BBM. Itu merupakan hal yang menjadi tantangan, dan bagaimana caranya pemerintah meningkatkan ekspor dan mengerem impor, supaya cadangan devisa membaik.
M. Nafan Aji, analis Binaartha Sekuritas mengatakan, di awal pekan, indeks minim sentimen positif di dalam negeri. Selanjutnya, pasar disetir oleh kekhawatiran perang dagang AS-China. Pasar menguat setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps.
Di akhir pekan, indeks saham dan nilai tukar rupiah sama-sama menguat setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunga cuan 25 basis point. Keputusan BI ini diyakini akan mengurangi dampat dari capital outflow. Maka dari itu, hal tersebut memberikan sentimen positif pada penguatan IHSG dan rupiah. Penguatan IHSG dan rupiah masih terus bertahan pasca euforia kenaikan suku bunga BI tersebut hingga Jumat ini.
Nafan menyatakan, untuk pekan depan ada indikasi penguatan IHSG di level 5.850-6.080. Secara teknikal, pada weekly chart terlihat pola stalled pattern yang mengindikasikan adanya IHSG menguat. Pekan depan indeks akan dipengaruhi diantaranya oleh data-data inflasi yang akan dirilis, yang diharapkan tetap stabil di angka 3%, data cadangan devisa yang akan bertahan di angka US$ 110 miliar, dan juga data makroekonomi Indonesia yang masih terjaga dengan baik dan stabil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News