Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Koreksi harga minyak Senin (17/10) sore tadi dilihat sebagai hal yang wajar bagi para analis. Pelaku pasar yang merasakan ketidakpastian sebelum pertemuan resmi negara-negara anggota OPEC di Wina, Austria bulan November nanti menjadi salah satu penyebabnya.
Meskipun pada pukul 19.23 WIB terlihat menguat, pada sore tadi, harga minyak sempat melemah sekitar 0,24%. Tercatat, harga minyak West Texas Intermediate pengiriman November 2016 di bursa New York Mercantile Exchange pada Senin (17/10) pukul 17.55 WIB berada di level US$ 50,24 per barel. Sehari sebelumnya, minyak ditutup di US$ 50,35 per barel.
Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures melihat, salah satu hal yang mengendorkan harga minyak hari ini adalah output produksi minyak OPEC untuk bulan September naik menjadi 33,6 juta barel sehari, angka paling tinggi sejauh ini. "Iran dan Venezuela menjadi penyumbang terbesar," katanya.
Ditambah lagi, Rusia yang masih labil terkait keputusannya dalam mendukung OPEC soal pemangkasan produksi. Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (10/10) lalu menyatakan siap untuk bergabung bersama OPEC mengurangi output produksinya, tapi selang sehari setelahnya, pernyataan itu dibantah oleh Igor Sechin, orang nomor satu di Rosneft, perusahaan minyak terintegrasi yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh pemerintah.
Nizar melihat, harga minyak tidak jatuh terlampau dalam dan berpotensi rebound karena ditopang oleh optimisme pelaku pasar yang masih besar pada OPEC sebelum keputusan dikeluarkan pada akhir November nanti. Ia pun melihat jika tidak ada berita yang terlampau mengejutkan pasar, paling tidak sampai November nanti tren minyak masih baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News