kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.775   -15,00   -0,10%
  • IDX 7.473   -6,24   -0,08%
  • KOMPAS100 1.155   0,64   0,06%
  • LQ45 915   1,60   0,18%
  • ISSI 226   -0,60   -0,26%
  • IDX30 472   1,43   0,30%
  • IDXHIDIV20 570   2,50   0,44%
  • IDX80 132   0,24   0,18%
  • IDXV30 140   1,26   0,90%
  • IDXQ30 158   0,58   0,37%

Sentimen Positif Bakal Mewarnai Reksadana Campuran pada 2024


Rabu, 20 Desember 2023 / 18:03 WIB
Sentimen Positif Bakal Mewarnai Reksadana Campuran pada 2024
ILUSTRASI. Prospek reksadana campuran pada tahun 2024 akan didorong oleh sejumlah sentimen positif.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek reksadana campuran pada tahun 2024 akan didorong oleh sejumlah sentimen positif. Direktur Panin Asset Management (Panin AM) Rudiyanto menyebutkan, ada tiga faktor yang akan menjadi katalis reksadana campuran di tahun depan, yaitu penurunan suku bunga acuan, peningkatan konsumsi domestik, dan masuknya dana asing ke pasar modal Indonesia. 

Pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Desember 2023, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,25%-5,50%. Keputusan ini menunjukkan bahwa pejabat The Fed sudah mulai berhati-hati dalam mengambil langkah menaikkan suku bunga acuan AS. 

Keputusan The Fed ini pun berefek positif ke pasar saham dan obligasi Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik ke level 7.219,66 pada penutupan perdagangan Rabu (20/12) dari level 7.080,74 pada akhir November 2023. Indonesia Composite Bond Index (ICBI) pun naik ke level 372,61 pada Rabu (20/12) dari sekitar 370,56 pekan lalu. 

Baca Juga: Penempatan Dana Masyarakat di Perbankan dan Produk Investasi Melambat

Rudiyanto meyakini, penurunan suku bunga acuan AS akan terjadi di tahun 2024 dan dapat menjadi sentimen untuk penurunan suku bunga Bank Indonesia. Selain itu, penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 juga akan meningkatkan konsumsi domestik dalam rangka keperluan kampanye. 

"Kedua berita ini bakal menjadi sentimen yang positif bagi pasar modal Indonesia, terutama untuk pasar obligasi," tutur Rudiyanto saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (20/12). 

Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) Eri Kusnadi juga berpendapat, reksadana campuran masih akan menarik di tahun depan. Kedua kelas aset yang menjadi underlying reksadana campuran, yakni saham dan obligasi akan cukup kondusif keadaannya.

Baca Juga: Strategi Pemerintah Capai Target Penggalangan Dana dari SBN pada 2024

Kondisi suku bunga acuan global dan domestik akan memengaruhi pasar secara dominan pada tahun depan. Menurutnya, komposisi berimbang antara dua kelas aset tersebut dalam produk reksadana campuran dapat mengantisipasi kondisi pasar tahun 2024.

Untuk saham, Eri menilai sektor perbankan punya prospek positif pada tahun depan, meski tidak sebagus tahun 2023. Saham-saham sektor konsumsi dan telekomunikasi juga menarik seiring dengan potensi naiknya permintaan berkat Pemilu.

"Kalau obligasi, saya rasa dengan suku bunga mau turun, durasi menengah hingga panjang bisa memberikan carry harga yang menarik," kata Eri. 

Rudiyanto menambahkan, pihaknya tidak memiliki sektor favorit tertentu karena pergerakan di pasar modal sangat dinamis dan saham-saham bisa berubah dengan cepat. Namun, sesuai fund fact sheet, sektor keuangan mencatatkan bobot paling besar di portofolio reksadana campuran Panin AM yang penempatannya dominan di saham. 

Baca Juga: Reksadana Saham Punya Prospek Menarik, Simak Sektor yang Jadi Favorit

Kemudian, untuk portofolio obligasi negara, Panin AM memilih obligasi dengan tenor jangka panjang untuk mendapatkan potensi capital gain yang lebih tinggi. Sementara untuk obligasi korporasi, hal utama yang Panin AM nilai adalah kemampuan perusahaan membayar utangnya. 

Berdasarkan data Infovesta, kinerja rata-rata reksadana campuran lebih rendah dari reksadana pendapatan tetap dan pasar uang, tetapi lebih tinggi dari reksadana saham. Hal ini terlihat dari Infovesta 90 Balanced Fund Index yang mencatatkan return hanya sebesar 0,41% secara year to date (YtD) sampai dengan November 2023.

Sementara Infovesta 90 Fixed Income Fund Index sebesar 4,02% dan Infovesta 90 Money Market Fund Index sebesar 3,58%. Lima reksadana campuran dengan return tertinggi secara YtD adalah STAR Balanced III dengan return 9,53%, Trimegah Balanced Absolute Strategy Kelas A 9,33%, Trim Kombinasi 2t8,25%, Batavia Providentia Balanced Fund 7,29%, dan Simas Satu Prima 7,16%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×