kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sentimen negatif menyeret harga CPO


Selasa, 06 Maret 2018 / 06:41 WIB
Sentimen negatif menyeret harga CPO
ILUSTRASI. Kelapa Sawit


Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengawali pekan ini, harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terus melemah. Sejumlah sentimen negatif yang menyelimuti pergerakan harga CPO membuat peluang penguatan semakin terbatas, setidaknya hingga sepekan ke depan.

Kemarin (5/3), harga CPO kontrak pengiriman Mei 2018 di Malaysia Derivatives Exchange melemah 0,28% ke level RM 2.467 per metrik ton (MT). Dibandingkan dengan pekan sebelumnya, harga ini merosot 2,91%.

Analis Monex Investindo Faisyal mengatakan, ada beberapa faktor yang menekan harga CPO. Pertama, ekspor CPO Malaysia pada Februari tercatat turun 11% menjadi hanya 1,35 juta ton dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ekspor disebabkan berkurangnya permintaan impor minyak sawit mentah dari China. Ini terjadi lantaran  suplai minyak kedelai dan minyak nabati di Negeri Tirai Bambu itu cukup tinggi.

Kedua, sentimen kenaikan pajak impor CPO di India juga turut menekan harga. Sebagai salah satu negara pengimpor minyak nabati terbesar di dunia, India kembali mengerek pajak impor CPO dari 30% menjadi 44%. Tarif impor untuk minyak kelapa sawit olahan juga naik dari 40% menjadi 54%.

Ketiga, "Katalis dari pelarangan penggunaan minyak sawit di Uni Eropa juga masih ada," ujar Faisyal. Meski masih akan berlaku tahun 2021 mendatang dan belum mendapat persetujuan semua negara, kebijakan ini tetap mengkhawatirkan pasar.

Namun, Faisyal berpendapat harga CPO masih bisa mungkin mendapat angin segar. Senin (5/3) malam, OPEC rencananya menggelar pertemuan dengan sejumlah produsen, pengusaha, dan investor minyak dan gas AS di Houston.

Pertemuan ini akan membahas persoalan melimpahnya produksi minyak mentah AS yang sudah menyentuh 10 juta barel per hari. "Kalau keputusan pertemuan ini positif, dalam artian mampu menekan kelebihan produksi, harga CPO bisa ikut mendapat sentimen positif," jelas Faisyal.

Meski begitu, harga CPO diprediksi masih tetap cenderung melemah sepanjang pekan ini. Apalagi, jika ringgit kembali lebih perkasa dari dollar AS. Kemarin sampai pukul 16.30 WIB, pasangan USD/MYR cuma menguat tipis 0,07% ke level RM 3,9053.

Karena itu, Faisyal memproyeksikan, pada pekan ini, harga CPO akan bergerak dalam rentang RM 2.400-
RM 2.570 per MT. Sementara, untuk hari ini, Faisyal memperkirakan harga CPO bakal berada di level RM 2.480–
RM 2.530 per MT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×