kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentimen Negatif dan Positif Bakal Mewarnai Bisnis Avia Avian di 2023


Rabu, 21 Desember 2022 / 05:45 WIB
Sentimen Negatif dan Positif Bakal Mewarnai Bisnis Avia Avian di 2023


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis produsen cat PT Avia Avian Tbk (AVIA) pada tahun 2023 akan diwarnai sentimen positif maupun negatif. Analis Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengatakan, pemulihan aktivitas masyarakat berpotensi meningkatkan recurring income sektor properti yang dapat berefek positif ke AVIA.

Peningkatan recurring income membuat pengembang properti yang mempunyai pusat perbelanjaan ataupun bangunan komersial lainnya berpotensi meremajakan gerai para tenant. Pada akhirnya, hal ini dapat  meningkatkan permintaan cat.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) kembali memperpanjang pelonggaran rasio loan to value (LTV) dan financing to value (FTV) untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau pembiayaan properti maksimal 100% hingga 31 Desember 2023. Hal ini merupakan langkah antisipatif atas dampak kenaikan suku bunga acuan BI di akhir tahun 2022 sampai awal 2023 yang berpotensi meningkatkan bunga KPR.

"Kebijakan BI tersebut dapat meredam penurunan penjualan properti dan meningkatkan kebutuhan terhadap cat," kata Rio saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (20/12).

Baca Juga: AVIA Akan Menambah Jaringan Distribusi

Di sisi lain, AVIA telah memiliki 105 pusat distribusi milik perusahaan dan 35 pusat distribusi milik pihak ketiga per September 2022. Secara kumulatif, jaringan distribusi AVIA telah mencakup 99 kota di 38 provinsi di Indonesia.

AVIA juga memasok produk ke lebih dari 54.000 gerai retail di seluruh Indonesia, mengingat penjualan eceran berkontribusi 99% terhadap total pendapatan. AVIA menargetkan dapat memiliki total 140 pusat distribusi milik sendiri yang dan lebih dari 40 pusat distribusi pihak ketiga pada tahun 2026.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan menyampaikan, rencana perusahaan untuk mendirikan beberapa pusat distribusi baru dapat meningkatkan volume penjualan. Tingginya penjualan pemasaran properti tahun ini dan meningkatnya daya beli masyarakat juga bakal menjadi faktor pendorong kinerja AVIA.

AVIA menargetkan pendapatan tahun 2023 dapat tumbuh 10%-15% dari tahun 2022 yang juga akan didorong oleh penambahan 8-9 pusat distribusi pihak ketiga baru di semester pertama 2023. Selain itu, dalam 7-10 tahun ke depan, AVIA menargetkan untuk menumbuhkan pangsa pasarnya menjadi 30%, dari 20% saat ini.

Baca Juga: Simak Strategi Avia Avian (AVIA) Untuk Genjot Kinerja di Tahun 2023

Sementara itu, pada tahun 2022, perusahaan memproyeksikan pertumbuhan penjualan sebesar 1%-5% year on year (YoY), sedangkan volume penjualan turun 10%-15% yoy. Pasalnya, terjadi penurunan volume penjualan di kuartal ketiga 2022 sebesar 21% secara kuartalan menjadi 35,73 juta ton dari sebelumnya 45,05 juta ton.

Alhasil, pendapatan AVIA pada sembilan bulan pertama 2022 turun 0,4% YoY menjadi Rp 4,96 triliun. Namun, laba bersih pada periode yang sama berhasil tumbuh 2% YoY menjadi Rp 1,08 triliun.

Menurut Steven, AVIA tetap optimis meningkatkan profitabilitas meskipun harga bahan baku yang diproduksi melalui minyak mentah bergerak cukup fluktuatif. Terlebih lagi, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan meningkatkan harga pokok penjualan.

Untuk menumbuhkan keuntungan, AVIA akan meningkatkan volume produksi sebesar 100.000 ton/tahun dan akan bertambah di tiga tahun berikutnya hingga mencapai 200.000 ton pada 2025. "Economic of scale diharapkan akan meningkatkan efisiensi biaya dan produktivitas terhadap total penjualan, mengingat sebagian bahan baku cat perusahaan, yakni 30%-35% berasal dari impor," ucap Steven.

Baca Juga: Percantik Kinerja, Avia Avian (AVIA) Perluas Jaringan Distribusi

Di sisi lain, Analis Samuel Sekuritas Daniel A. Widjaja dan Yosua Zisokhi berpendapat, tekanan dari kondisi global dan domestik membuat prospek pada industri cat menurun. Lonjakan inflasi Indonesia pada bulan Oktober sebesar 5,71% YoY membuat daya beli masyarakat tertekan, khususnya pada barang housing materials.

Masyarakat mulai lebih selektif dalam membeli kebutuhan yang tidak penting atau tidak perlu. Di sisi lain, sektor properti juga berpotensi untuk mendapat tekanan hingga tahun 2023 seiring dengan kenaikan suku bunga.

Pada kuartal ketiga 2022, AVIA telah meluncurkan dua produk baru yaitu No Drop Anti Panas dan AVITEX Gold. Kedua produk tersebut berada pada segmen architectural solutions yang berkontribusi 80,7% dari total penjualan perusahaan.

"Melihat kondisi pada kuartal ketiga 2022 yang menurun, AVIA ke depannya akan terus berinovasi dengan mengeluarkan produk-produk yang lebih ekonomis untuk mengatasi penumpukan barang dari toko retail," tutur kedua analis dalam riset tanggal 22 November 2022.

Baca Juga: Avia Avian (AVIA) Targetkan Kinerja Stabil Hingga Tutup Tahun

Daniel dan Yosua merekomendasikan hold AVIA dengan target harga Rp 790 per saham. Kedua analis ini mempertimbangkan risiko penurunan volume penjualan dan pelemahan daya beli masyarakat.

Kemudian, Steven menetapkan rekomendasi buy dengan target harga Rp 910 per saham. AVIA disukai karena merupakan pemimpin pasar dengan pangsa pasar 20% di antara produsen cat nasional.

Sementara itu, secara teknikal, Rio menyarankan untuk wait and see karena masih dalam tren bearish dan belum terdapat indikasi yang solid untuk rebound. Sebaiknya tunggu kembali ke atas support sebelumnya Rp 710 untuk pertimbangan entry.

Rio memperkirakan resistance AVIA berada di Rp 820 dengan support di Rp  620 per saham. Pada perdagangan Selasa (20/12), AVIA merosot 1,55% ke Rp 635 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×