Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
“Upaya pemerintah untuk mempertipis defisit CAD tercermin dari hasil data neraca dagang. Ini lah yang turut menjadi acuan bagi investor asing di Indonesia,” jelasnya, hari ini.
Berkaca pada hasil FOMC dan RDG BI serta sederet sentimen lain yang bakal terjadi, Juniman menilai, level wajar bagi rupiah masih berada di area Rp 14.150—Rp 14.400 per dollar AS. Sedangkan sampai akhir tahun ia melihat ada potensi rupiah bergerak di kisaran Rp 14.000—Rp 14.600 per dollar AS.
Sementara bagi David, level wajar rupiah untuk saat ini ada di kisaran Rp 14.150—Rp 14.200 per dollar AS. Ia juga memperkirakan dalam jangka panjang rupiah akan berada di rentang Rp 14.000—Rp 14.500 per dollar AS.
Adapun Deddy menilai, level rupiah yang wajar untuk periode terkini ada di kisaran Rp 14.180—Rp 14.200 per dollar AS. Ia percaya dalam jangka panjang penguatan rupiah akan berlanjut lantaran potensi penurunan suku bunga acuan AS di semester kedua cukup terbuka. Namun begitu, rupiah diprediksinya masih tetap berada di area Rp 14.000 per dollar di akhir tahun nanti.
Sekadar catatan, kurs rupiah di pasar spot berhasil menguat 0,61% ke level Rp 14.183 per dollar AS pada penutupan hari ini (20/6). Adapun kurs tengah rupiah di Bank Indonesia menguat 0,24% ke level Rp 14.236 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News