kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nasib rupiah setelah The Fed dan BI kompak menahan suku bunga acuannya


Kamis, 20 Juni 2019 / 20:22 WIB
Nasib rupiah setelah The Fed dan BI kompak menahan suku bunga acuannya


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. The Fed dan Bank Indonesia (BI) masih percaya diri menahan suku bunga acuannya masing-masing di level 2,25%-2,5% dan 6%. Sentimen ini menjadi tenaga bagi pergerakan mata uang Garuda.

Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (20/6) rupiah pasar spot ditutup menguat 0,61% di level Rp 14.182 per dollar Amerika Serikat (AS). Begitu pula dalam kurs tengah BI mata uang Garuda yang tumbuh 0,24% menjadi Rp 14.236 per dollar AS.

The Fed mengisyaratkan, akan memangkas Fed Rate paling cepat Juli mendatang. Sementara, BI masih menunggu realisasi The Fed dan berbagai indikator kestabilan ekonomi domestik.

Ekonom Maybank Luthfi Ridho mengatakan, biar rupiah saat ini menguat, namun akan berdampak pada adanya potensi pelemahan, sebagai akibat dari perbedaan paritas antara suku bunga Indo dengan global.

Sementara, untuk saat ini mata uang Garuda masih bisa menguat lantaran fundamental dalam negeri dan rating obligasi Indonesia dari S&P.

Luthfi menjelaskan, sikap BI yang belum berani memangkas BI7-DRR membuat kurang kompetitif. Sebab, beberapa bank sentral lain sudah terlebih dahulu menurunkan suku bunga acuan.

“Sekarang lebih atraktif karena BI7-DRR lebih tinggi daripada negara lain,” kata Luthfi kepada Kontan.co.id, Kamis (20/6).

Akan tetapi, masih ada potensi BI memangkas BI 7-DRR pada rapat dewan gubernur (RDG) BI selanjutnya.

Luthfi mengemukakan, pasar menangkap sikap BI cenderung terlambat. Tak menutup kemungkinan menjadi sentimen negatif, rupiah bisa anjlok ke level Rp 14.400 per dollar AS. Stabil di level Rp 14.200 per dollar AS.

Menurutnya, valuasi rupiah yang wajar dengan sentimen saat ini berada di level Rp 14.100 per dollar AS. Dia bilang, agar rupiah dapat bertahan di posisi saat ini, harga minyak harus stabil, dengan catatan minyak jenis Brent tidak lebih dari US$ 70 per barel.

Nah, masalahnya gejolak harga minyak cenderung terjadi saat ini. Apalagi kabar terbaru menyebutkan konflik Timur Tengah makin panas setelah Iran dikabarkan baru menembak jatuh drone milik AS.

Luthfi meramal mata uang Garuda untuk perdangan besok berada di rentang Rp 14.000-Rp 14.200 per dollar AS.

Selanjutnya, rentang sepekan ke depan agak melebar di level Rp 14.000-Rp 14.400 per dollar AS karena aka nada pertemuan perang dagang AS-China yang akan menjadi sentimen selanjutnya.

Sementara, sampai dengan akhir tahun, prediksi Luthfi rupiah akan berada di kisaran Rp 13.900-Rp 14.500 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×