kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.759.000   -6.000   -0,34%
  • USD/IDR 16.600   -40,00   -0,24%
  • IDX 6.236   74,40   1,21%
  • KOMPAS100 884   15,16   1,75%
  • LQ45 697   15,99   2,35%
  • ISSI 196   0,74   0,38%
  • IDX30 366   8,49   2,37%
  • IDXHIDIV20 443   9,73   2,24%
  • IDX80 100   1,98   2,01%
  • IDXV30 106   1,12   1,07%
  • IDXQ30 121   2,95   2,50%

Sentimen Global dan Perlambatan Ekonomi Tekan Kepercayaan Investor


Minggu, 23 Maret 2025 / 20:29 WIB
Sentimen Global dan Perlambatan Ekonomi Tekan Kepercayaan Investor
ILUSTRASI. KONTAN/Baihaki/25/10/2023. Risiko investasi di Indonesia kian meningkat seiring dengan naiknya CDS, yang mencerminkan persepsi investor terhadap stabilitas ekonomi Indonesia.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA Risiko investasi di Indonesia kian meningkat seiring dengan naiknya Credit Default Swap (CDS), yang mencerminkan persepsi investor terhadap stabilitas ekonomi dan kemampuan pemerintah dalam membayar utang.

Kenaikan CDS ini berpotensi membuat investor meminta imbal hasil yang lebih tinggi, terutama terhadap penerbitan surat utang dalam dolar AS, meskipun porsinya lebih kecil dibandingkan utang dalam rupiah.

Tekanan eksternal pun semakin besar dengan adanya krisis ekonomi di Turki. Kondisi ini menjadi perhatian serius karena struktur ekonomi Indonesia memiliki beberapa kemiripan dengan Turki.

Staf Bidang Ekonomi, Industri dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menilai bahwa terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi perkembangan CDS Indonesia.

Faktor pertama yang berkontribusi terhadap kenaikan CDS adalah berbagai sentimen global, terutama terkait dengan geopolitik yang berasal dari Amerika Serikat. 

Baca Juga: Faktor Internal Lebih Banyak Berperan Terhadap Kenaikan Risiko Investasi Indonesia

Myrdal menyebut, ketegangan dalam perang dagang dan faktor geopolitik lainnya memberikan pengaruh kuat terhadap keputusan investor global dalam berinvestasi di pasar negara berkembang seperti Indonesia.

Faktor kedua adalah persepsi investor terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari data ekonomi menunjukkan beberapa indikator makro yang cenderung menurun, seperti performa fiskal dan penjualan ritel pada Januari dan Februari yang kurang menggembirakan, serta indeks kepercayaan konsumen yang sedikit turun menjelang musim ramadan dan lebaran. 

"Ini ternyata memiliki pengaruh ke angka CDS kita atau persepsi risiko investor untuk melakukan investasi," ujar Myrdal kepada Kontan.co.id, Minggu (23/3).

Myrdal mengingatkan, meningkatnya angka CDS berdampak pada meningkatnya biaya investasi, termasuk insurance cost. 

Namun, Myrdal menilai bahwa dengan kondisi suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) di level 5,75% , imbal hasil (yield) obligasi Indonesia diperkirakan masih di bawah 7%.

Ia memperkirakan jika kondisi global terus kurang kondusif ditambah yield obligasi AS yang juga naik, maka yield obligasi Indonesia juga akan ikut menyesuaikan.

"Sekarang sudah naik, yield untuk seri govt bonds tenor panjang sudah di atas 7%," katanya.

Selain faktor CDS dan suku bunga, pergerakan nilai tukar rupiah yang melemah juga berpengaruh terhadap keputusan investor. 

Melemahnya nilai tukar rupiah juga dapat mengurangi nilai investasi bagi investor asing yang berinvestasi dalam mata uang rupiah. Selain itu, situasi global seperti krisis di Turki turut menjadi faktor eksternal yang perlu dicermati.

Sebagai informasi, berdasarkan data World Government Bonds, CDS lima tahun Indonesia tercatat naik ke level 91,66 per Sabtu (22/3). 

Dalam sepekan terakhir, nilai CDS tersebut mengalami kenaikan 11,08%, sementara dalam sebulan terakhir melonjak 28,82%. Jika dibandingkan dengan enam bulan sebelumnya, kenaikannya mencapai 30,42%, dan secara tahunan meningkat 28,42%.

Baca Juga: Analis Beberkan Penyebab Meningkatnya Risiko Investasi (CDS) Indonesia

Selanjutnya: KKP Beberkan Tantangan Pelaku Usaha Perikanan Meski Ekspor Berhasil Naik Signifikan

Menarik Dibaca: Komunitas Kampus Saham Gencar Edukasi Investasi Saham Bertanggungjawab

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×