kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Sentimen gangguan arus kas kembali bayangi emiten BUMN konstruksi


Selasa, 20 Februari 2018 / 23:12 WIB
Sentimen gangguan arus kas kembali bayangi emiten BUMN konstruksi
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Insiden ambrolnya cetakan beton sementara (pier head) tiang tol Becakayu berbuntut panjang. Pemerintah segera memberlakukan moratorium atas seluruh proyek jalan layang (elevated) termasuk light rail transit (LRT).

Efeknya, saham empat emiten BUMN konstruksi pada penutupan perdagangan kemarin, turun cukup dalam. Penurunan terdalam terjadi di saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sebesar 40 poin atau setara 1,99% ke level Rp 1.970 per saham.

Saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yang emitennya menjadi kontraktor proyek tersebut justru hanya menempati posisi kedua dengan penurunan 60 poin atau setara 1,93% ke level Rp Rp 3.050.

Saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) turun 20 poin atau setara 0,81% ke level Rp 2.460 per saham. Sedang saham PT PP Tbk (PTPP) justru stagnan di level Rp 3.180 per saham.

"Pasar khawatir moratorium itu akan mengganggu cash flow perusahaan," ujar Robertus Yanuar Hardy, Research Analyst Kresna Sekuritas kepada KONTAN, Selasa (20/2). Jika proyek ditunda, pasar khawatir pembayarannya ikut tertunda.

Saham WIKA tergerus paling dalam lantaran perolehan kontrak dari segmen jalan tol dan jembatan paling tinggi dibanding yang lain. Mengutip data perusahaan, perolehan kontrak WIKA dari segmen tersebut mencapai Rp 29,97 triliun atau setara 70% dari total peolehan kontrak per 2017, Rp 42,40 triliun.

WSKT memiliki kontrak dari segmen jalan tol dan jembatan senilai Rp 29,28 triliun atau setara sekitar 49% dari target kontrak 2017 sekitar Rp 60 triliun. Kontrak segmen jalan tol dan jembatan ADHI hanya 12,3% dari kontrak 2017, Rp 17,8 triliun. Sementara, nilai kontrak segmen tersebut untuk PTPP hanya Rp 6,8 triliun atau setara sekitar 18% dari kontrak per November 2017, Rp 37,4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×