Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi lanjut tertekan pada perdagangan Selasa (16/5). Sentimen eksternal berpengaruh dominan pada pergerakan rupiah esok hari.
Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, rupiah tertekan sejalan dengan kuatnya rebound dolar AS dalam beberapa sesi terakhir. Dolar AS berpotensi terus menguat selama masih belum ada kesepakatan terkait kenaikan plafon utang AS.
Kekhawatiran terhadap resesi global turut mendorong permintaan dolar AS sebagai safe haven.
"Pernyataan hawkish dari Gubernur The Fed Michelle Bowman atas perlunya kenaikan suku bunga lebih lanjut juga mendukung dolar AS," tutur Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (15/5).
Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,36% ke Rp 14.805 Per Dolar AS Pada Senin (15/5)
Sementara itu, faktor domestik yang menekan rupiah berasal dari data neraca perdagangan Indonesia bulan April 2023. Meski mencatatkan surplus yang lebih besar dari bulan sebelumnya, penurunan ekspor dan impor lebih besar dari perkiraan.
Kepala Ekonom Bank Pertama Josua Pardede mengatakan, penguatan dolar AS terhadap rupiah dan mata uang Asia lainnya terjadi setelah ekspektasi inflasi AS meningkat pada hari Jumat (12/5). "Peningkatan tersebut berimbas pada perkiraan bahwa The Fed mungkin belum selesai dalam kebijakan hawkish-nya di tahun 2023," kata Josua.
Josua memperkirakan, kurs rupiah akan cenderung menguat terbatas dalam rentang Rp 14.750-Rp 14.850 per dolar AS pada Selasa (16/5).
Sementara Lukman memprediksi, rupiah bakal tertekan dalam kisaran Rp 14.750-Rp 14.900 per dolar AS.
Berdasarkan Bloomberg, rupiah melemah 0,36% ke level Rp 14.805 per dolar AS pada perdagangan Senin (15/5).
Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah 0,40% ke Rp 14.812 Per Dolar AS Pada Senin (15/5)
Sementara itu, merujuk kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, kurs rupiah ditutup di level Rp 14.812, melemah 0,40% dari Rp 14.752 di akhir pekan lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News