kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Simak Prediksi Kurs Rupiah Terhadap Dolar AS Untuk Jumat (25/11)


Kamis, 24 November 2022 / 21:38 WIB
Simak Prediksi Kurs Rupiah Terhadap Dolar AS Untuk Jumat (25/11)
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan cenderung flat pada perdagangan Jumat (25/11).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan cenderung flat pada perdagangan Jumat (25/11). Pada Kamis (24/11), kurs rupiah tercatat menguat 0,14% ke level Rp 15.665 per dolar AS.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, rilis data ekonomi cenderung sepi pada Jumat (25/11) karena liburan Thanksgiving sehingga pasar tutup lebih awal. Sentimen dari dalam negeri juga minim karena tidak ada rilis data ekonomi.

Di sisi lain, indeks dolar melemah menuju level terendah sejak pertengahan Agustus 2022. Hal ini disebabkan oleh data ekonomi AS yang tidak menarik dan risalah dari pertemuan FOMC baru-baru ini memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih kecil.

"Jadi, nilai tukar rupiah kemungkinan akan cenderung flat dalam kisaran Rp 15.600 per dolar AS-Rp 15.700 per dolar AS," kata Sutopo saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (24/11).

Baca Juga: Anggaran BI 2023 Diramal Defisit , Ini Upaya yang Bisa Dilakukan untuk Jaga Rupiah

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menambahkan, rupiah akan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat pada Jumat (25/11). Rentang pergerakannya berada di Rp. 15.640 per dolar AS-Rp 15.690 per dolar AS.

Menurut Ibrahim, meningkatnya kasus virus korona telah menyebabkan kota-kota di China memberlakukan lebih banyak pembatasan. "Hal ini meningkatkan kekhawatiran investor tentang ekonomi dan membatasi selera risiko," ucap dia.

Pembacaan risalah FOMC Meeting The Fed baru-baru ini juga menunjukkan bahwa laju kenaikan suku bunga The Fed akan lebih lambat. Data harga konsumen AS yang sedikit lebih rendah dari perkiraan juga telah memicu harapan terhadap laju kenaikan suku bunga yang lebih moderat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×