kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentimen eksternal berperan penting terhadap minat asing di pasar SBN


Rabu, 04 September 2019 / 18:44 WIB
Sentimen eksternal berperan penting terhadap minat asing di pasar SBN
ILUSTRASI. Ilustrasi pasar modal


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di atas kertas, potensi bertambahnya nilai kepemilikan asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dalam waktu dekat masih cukup terbuka. Walau begitu, sentimen global lagi-lagi akan menjadi penentu langka investor asing di pasar SBN.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto menyampaikan, daya tarik pasar obligasi Indonesia masih tinggi di mata investor asing. Sebab, yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun masih berada di level 7,31% hingga hari ini. 
Posisi yield SUN Indonesia juga masih lebih menarik dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik.

Ditambah lagi, kondisi fundamental makroekonomi Indonesia relatif masih stabil. “Jika demand investor asing meningkat, yield SUN bisa kembali turun,” kata Ramdhan, Rabu (4/9).

Praktis, kini sentimen eksternal akan lebih memainkan peran penting terhadap minat investor asing di pasar obligasi Indonesia.

Baca Juga: Sepanjang Agustus, investor asing lakukan aksi jual Rp 3,44 triliun di pasar SBN

Di luar isu perang dagang, sentimen eksternal yang dapat menjadi fokus utama para investor asing dalam waktu dekat adalah agenda pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang membahas kebijakan suku bunga acuan AS.

Ramdhan menilai, sentimen ini terkesan masih abu-abu. Ini mengingat The Fed pernah menyatakan tidak akan terburu-buru untuk melanjutkan kebijakan penurunan suku bunga acuan. Di sisi lain, beberapa data ekonomi AS mulai menunjukkan pelemahan sehingga urgensi pemangkasan suku bunga acuan kian besar.

Di sisi lain, Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana menganggap, perang dagang masih menjadi sentimen utama yang diperhatikan investor asing dalam beberapa waktu ke depan. “Isu ini sulit terprediksi dan menjadi sumber utama ketidakpastian global,” katanya, Rabu (4/9).

Investor asing diyakini sudah price in terhadap hasil FOMC yang terbuka kemungkinan bahwa The Fed akan menurunkan lagi suku bunga acuan AS. Ini didukung oleh proyeksi konsensus analis serta mulai turunnya kembali yield US Treasury sebagai antisipasi atas sentimen tersebut.

Baca Juga: Kinerja indeks obligasi negara dan dan korporasi ciamik didorong sentimen positif

Akan tetapi, kondisi tersebut bisa menjadi bumerang. Apabila The Fed tidak jadi menurunkan suku bunga acuan, ini akan menambah ketidakpastian global. Alhasil, risiko keluarnya dana asing dari pasar SBN juga kembali meningkat.

Sebagai informasi, berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu, investor asing melakukan aksi jual secara akumulatif di pasar SBN sebesar Rp 3,44 triliun pada bulan lalu. 

Lantas, di akhir bulan lalu nilai kepemilikan asing di pasar SBN berada di level Rp 1.009,60 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×