Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Daya tahan rupiah yang masih minim menyebabkan pelemahan rupiah di hadapan USD tidak terelakkan.
Di pasar spot, Senin (7/12) valuasi rupiah koreksi 0,20% ke level Rp 13.861 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sejalan, di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah tergelincir 0,03% di level Rp 13.837 per dollar AS.
Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menjelaskan pergerakan di pasar masih terpengaruh oleh data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang masih berada di jalur positif. Meski pertumbuhannya tidak signfikan, tapi tetap berada di koridor yang diharapkan The Fed.
Memang pada Jumat (4/12), rilis data ketenagakerjaan AS mengecewakan. Data tersebut antara lain, rata-rata pendapatan upah tenaga kerja AS November 2015 turun dari 0,4% ke level 0,2%, lalu tenaga kerja non pertanian juga terpuruk pertumbuhannya ke level 211 ribu dari sebelumnya 298 ribu.
Tidak hanya itu, neraca perdagangan AS November 2015 pun defisitnya membengkak dari US$ 42,5 miliar menjadi US$ 43,9 miliar. Yang sedikit melegakan hanya tingkat pengangguran bulanan yang bertahan di level 5,0%.
"Hal ini yang kemudian menguntungkan posisi USD dan menenggelamkan mata uang yang berlawanan," kata Putu. Terlihat dari index USD hingga Senin (7/12) pukul 16.20 WIB yang terangkat 0,34% ke level 98,70.
Sedangkan dari faktor domestik, belum ada yang bisa menjadi sokongan bagi rupiah. “Sampai pasar ditutup masih menanti rilis cadangan devisa, jadi belum ada pendukung pergerakan,” tambah Putu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News