kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Sentimen Brexit menyeret poundsterling


Minggu, 11 Februari 2018 / 21:05 WIB
Sentimen Brexit menyeret poundsterling
ILUSTRASI. Uang Poundsterling Inggris


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar tengah melarikan dana ke aset safe haven. Akibatnya poundsterling yang terpapar data neraca dagang defisit makin terkoreksi di hadapan euro. Di pasar spot, pasangan EUR/GBP pada penutupan 9 Februari naik 0,69% ke 0,8864

Kejatuhan poundsterling lantaran data neraca dagang bulan Desember Inggris menunjukkan posisi defisit untuk dua bulan berturut. Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris pada 9 Februari lalu melaporkan neraca dagang Inggris bulan Desember mengalami defisit menjadi 13,6 miliar poundsterling dibanding periode sebelumnya yang defisit 12,5 miliar poundsterling.

Sedangkan dari sisi politik Inggris, Michael Barnier, Kepala Negosiasi Brexit dari Uni Eropa menyatakan periode transisi Brexit tidak dapat dipastikan. Padahal, sebelumnya Perdana Menteri Inggris Theresa May sempat mengumumkan kecondongannya pada opsi hard Brexit dan membuat sterling unggul.

"Selain data neraca, ada ancaman risk sentiment dari pasar saham dan isu Brexit kembali menjadi kendala," jelas Analis PT Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono, Sabtu (10/2) kepada KONTAN.

Akibatnya, sterling berpotensi mengalami pelemahan dalam sepekan karena isu Brexit bakal mempengaruhi mata uang ini dalam jangka pendek.

Sedangkan dari sisi euro, perekonomian Uni Eropa senantiasa masih kuat. Apalagi sentimen dari koalisi pemerintah Jerman yang sukses menggandeng tiga partai mendorong penguatan euro dalam pekan ini.

Namun pemilihan enam menteri Jerman kini jatuh pada tangan partai Demokrat Sosial Jerman (SPD) dan memberi kekhawatiran pada arah ekonomi Jerman.

Secara teknikal, pasangan ini menunjukkan tren pelemahan jangka pendek. Indikator moving average (MA) menunjukkan formasi bearish dan didukung oleh indikator moving average convergence divergence yang negatif.

Indikator relative strength index juga bearish di level 46,93. Namun indikator relative strength index masih di level 54,76.

Wahyu merekomendasikan buy di support 0,88 - 0,874 - 0,86 dan resistance 0,89 - 0,896 - 0,9. Namun bila harga mendekati level 0,9 maka terdapat potensi koreksi dan merekomendasikan sell on strength.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×