Reporter: Namira Daufina | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Penguatan rupiah di akhir pekan lalu diperkirakan bisa bertahan pada Senin (5/10).
Ambruknya data ketenagakerjaan Amerika Serikat bisa jadi pemicu reboundnya posisi rupiah di hadapan USD.
Di pasar spot, Jumat (2/10) lalu nilai tukar rupiah terhadap USD merosot 0,31% ke level Rp 14.645 dibanding hari sebelumnya.
Berbeda, di kurs tengah Bank Indonesia rupiah masih melemah 0,38% di level Rp 14.709 per USD.
Josua Pardede, Ekonom Bank Permata mengatakan intervensi yang dilakukan oleh Bank Indonesia memang terbukti ampuh mempertahankan posisi rupiah di pasar global.
Selain itu rilis data non farm payroll yang jauh di bawah harapan pasar diduga akan memicu terangkatnya posisi rupiah di perdagangan Senin (5/10).
“Data tenaga kerja itu memberi indikasi solidnya ekonomi AS jika itu buruk imbasnya kepercayaan pasar bisa menipis dan index USD kendor,” jelas Josua.
Pada Jumat (2/10) data non farm payroll September 2015 turun dari dugaan 201.000 menjadi 142.000.
Begitu juga dengan upah tenaga kerja mengempis dari 0,4% menjadi 0,0%.
Penguatan rupiah juga bisa didukung jika nantinya pemerintah dan Pertamina mengumumkan penurunan harga BBM.
“Itu bisa jadi faktor positif dari dalam negeri untuk mendongkrak rupiah,” ujar Josua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News