kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sempat rebound, harga minyak kembali melemah


Sabtu, 25 Mei 2019 / 08:30 WIB
Sempat rebound, harga minyak kembali melemah


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelat sempat menguat saat perdagangan Jumat (24/5) sore, harga minyak kembali bergerak turun di tengah sentimen meningkatnya cadangan minyak mentah Amerika Serikat (AS) dan kekhawatiran perlambatan ekonomi yang dapat memicu perlambatan permintaan.

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (24/5) pukul 22.13 WIB, harga minyak west texas intemediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2019 di New York Mercantile Exchange melemah 0,54% ke US$ 57,60 per barel dari harga penutupan kemarin di level US$ 57,91 per barel.

Tren ini sudah terjadi sejak kemarin di mana harga minyak WTI telah melorot 5,71%. Dalam hitungan sepekan dengan harga minyak yang bergerak saat ini pun masih melemah 6,75% atau berada di level US$ 62,76 per barel pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Analis Monex Investindo Futures, Faisyal mengatakan harga minyak sempat menguat karena pasar sesaat fokus ke katalis positif dari ketegangan AS-Iran yang sampai saat ini masih berlangsung. Ditambah outlook pembatasan suplai minyak dari Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC di tengah penantian laporan aktivitas rig dari Baker Hughes untuk mengetahui tingkat produksi di AS

Namun, Fasyal menilai harga minyak cenderung turun dalam jangka pendek pada sentimen meningkatnya cadangan minyak mentah AS dan kekhawatiran perlambatan ekonomi. “Karena dapat memicu perlambatan permintaan minyak,” kata Faisyal dalam analisisnya, Jumat (24/5).

Asal tahu saja, minyak jatuh seiring data perubahan cadangan minyak AS naik 4,7 juta barel dari proyeksi di -1,2 juta barel. Di sisi lain, boikot yang dilakukan AS atas perusahaan China yakni Huawei tecnologics Inc. membuat situasi perang dagang makin gempar.

Faisyal memproyeksi untuk sisi bawahnya, harga minyak berpeluang ke level support terdekat berada di US$ 57,70 per barel, menembus ke bawah dari level tersebut berpeluang memicu penurunan lanjutan menuju ke US$ 57,20 per barel sebelum menargetkan ke area US$ 56,50 per barel.

Lanjut dia, untuk sisi atasnya level resistance harga minyak terlihat di US$ 58,50 per barel, break di atas level tersebut berpeluang mendorong kenaikan lebih lanjut menuju ke US$ 59,00 per barel sebelum menargetkan ke area US$ 59,00 per barel.

Faisyal memprediksi harga minyak dalam perdagangan selanjutnya bakal berkutat di level support US$ 57,70, US$ 57,20, dan US$ 56.50 per barel. Sementara level resistance antara US$ 58,50, US$ 59,00, dan US$ 59,70 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×