Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sukses menguat di akhir pekan, prospek pasangan kurs EUR/USD di pekan depan bergantung ada data makroekonomi yang bakal dirilis. Meskipun begitu, secara teknikal pergerakan pasangan kurs tersebut masih dalam area bearish.
Analis PT Solidgold Berjangka Sunarti mengungkapkan, pasangan EUR/USD ditutup sedikit lebih tinggi pada Jumat (17/04), dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya seiring pelemahan dolar AS terhadap beberapa mata uang utama termasuk Euro.
Mengutip Bloomberg, pasangan kurs ditutup menguat 0,32% ke level 1,0875 akhir pekan lalu.
Baca Juga: Utang pemerintah tembus Rp 5.192,56 triliun pada Maret 2020 terdampak corona
Sunati menjelaskan, selain data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang suram, pelemahan dollar AS juga dipicu oleh meningkatnya minat terhadap aset-aset berisiko. Hal ini dipicu setelah ada tanda menggembirakan tentang hasil uji coba obat-obatan dan rencana Presiden Donald Trump membuka kembali perekonomiannya.
Sentimen juga didorong laporan data parsial soal uji coba obat eksperimental pada pasien Covid-19 yang sakit parah di Rumah Sakit University of Chicago. Pasien itu merespons secara positif obat eksperimental Remdesivir. Hal ini membuat Euro mampu bangkit terhadap dollar AS.
Selain itu, sentimen lain yang turut mendorong penguatan EUR/USD yaitu data inflasi Zona Euro yang dirilis sesuai ekspektasi. Berdasarkan rilis data Jumat (17/4), CPI Zona Euro dalam basis tahunan di angka 0,7% sesuai ekspektasi, dan untuk Core CPI basis tahunan juga sesuai ekspektasi di angka 1%.
Baca Juga: Emiten Batubara Indika (INDY) dan Adaro (ADRO) Masih Nyaman Soal Kurs Rupiah
Ke depan, Sunarti menilai kekhawatiran pasar terhadap merosotnya perekonomian akibat Covid 19 masih berpotensi menjadi sentimen negatif bagi pergerakan EUR/USD.
"Namun di sisi lain, sentimen positif juga muncul karena beberapa negara yang terdampak wabah seperti di Eropa dan AS mulai mempertimbangkan untuk membuka lockdown agar ekonomi segera kembali," jelas Sunarti kepada Kontan, Minggu (19/4).
Adapun rilis data makroekonomi untuk hari Senin (20/4) seperti data PPI Jerman diprediksi turun dari -0,4% menjadi -0,7% (forecast). Kondisi ini berpotensi memberikan tekanan bagi kierja Eurocurrency.
Selanjutnya, akan dirilis juga neraca perdagangan dari Zona Euro yang diprediksi akan naik 10,98% (forecast) dan berpotensi memberikan sentimen positif bagi kurs Euro.
Baca Juga: BNI Syariah bisa dapat likuiditas tambahan Rp 217 miliar dari pelonggaran GWM
Secara teknikal, Sunarti memperkirakan pergerakan pasangan EUR/USD pada Senin (20/04) masih didominasi bearish. "Ini dilihat dari pergerakan time frame daily dengan Relative Strengh Index (RSI) yang masih di area 45,94 dan menunjukkan trend bearish," ungkapnya.
Sementara itu, untuk indikator MACD masih bergerak di bawah nol (-0,003) mengisyaratkan terjadinya downtrend lebih lanjut. Sehingga, rekomendasi trading untuk EUR/USD adalah Sell selama harga bergerak di bawah 1,0951. Adapun untuk level support harian antara 1,0846 dan 1,0816, sedangkan untuk level resistance harian antara 1,0907 dan 1,0951.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News