kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Sempat melorot akhir 2019, January effect jadi momentum asing kembali masuk pasar SBN


Sabtu, 28 Desember 2019 / 13:10 WIB
Sempat melorot akhir 2019, January effect jadi momentum asing kembali masuk pasar SBN


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Januari effect diyakini bakal jadi momentum yang membawa investor asing kembali masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) Tanah Air di 2020. Sebagai informasi, hingga 20 Desember 2019 kepemilikan asing SBN tercatat Rp 1.064,30 triliun, atau turun Rp 3,5 triliun dari akhir November lalu. 

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengatakan, sejak awal Desember hingga pekan ketiga kepemilikan asing di pasar SBN memang cenderung turun. Hal ini lantaran asing hampir tidak memiliki kepentingan untuk masuk, ditambah lagi sudah memasuki musim liburan. 

Baca Juga: Gara-gara kewajiban SBN 30%, investasi asuransi jiwa ke obligasi korporasi turun

"Tapi kalau kita lihat sepekan terakhir, dengan market yang mengalami kenaikan, sudah ada penguatan kembali di pasar SBN," kata Ramdhan saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (27/12).

Di sisi lain, memanasnya sentimen perang dagang di pasar global turut menjadi sentimen keluarnya asing dari pasar SBN dan menekan yield. Meskipun begitu, Ramdhan optimistis potensi asing untuk kembali masuk ke pasar SBN Indonesia di tahun depan cukup besar.

Dengan tingkat yield yang saat ini berada di kisaran 7%, Ramdhan memastikan itu masih jadi daya tarik bagi investor asing untuk masuk. Bahkan, proyeksinya yield untuk tenor 10 tahun bisa berada di kisara 6,7% hingga 6,8%, dan itu masih tetap menarik bagi investor asing. 

"Yield menarik, makro ekonomi relatif stabil meskipun kita masih ada PR di neraca perdagangan. Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil di 5%, itu masih cukup jadi daya tarik, apalagi likuiditas kita semakin membaik," paparnya. 

Ditambah lagi, momentum Januari effect atau di mana investor maupun manager investasi mulai kembali menata portofolionya di awal tahun bisa jadi pendorong tumbunya jumlah investor asing di pasar SBN. Bukan hanya investor asing, investor domestik juga akan masyk ke pasar dan bakal mendorong market naik lagi.

Ramdhan menjelaskan, selama kondisi pasar global stabil, tanpa banyak gejolak, maka potensi bagi investor asing masuk ke pasar Tanah Air akan lebih besar. Seiring dengan prospek tersebut dan tingginya demand, maka akan menekan yield SUN untuk tenor 10 tahun. 

Baca Juga: Investasi industri dana pensiun tumbuh 17,2% per Oktober, begini proyeksinya di 2020

Di sisi lain, dibutuhkan juga beberapa upaya dari pemerintah untuk menjaga pasar SBN Tanah Air tetap menarik di mata asing. Beberapa diantaranya dengan menjaga makroekonomi, inflasi, serta rupiah yang stabil dan saat ini cenderung memiliki fluktuasi rendah. Selain itu, masalah defisit neraca perdagangan juga masih harus menjadi perhatian serius oleh pemerintah

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×