kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Semester I-2014, BORN rugi US$ 170 juta


Kamis, 30 Oktober 2014 / 17:29 WIB
Semester I-2014, BORN rugi US$ 170 juta
ILUSTRASI. 4 Manfaat Avocado Oil untuk Kecantikan Kulit.


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Di saat emiten-emiten lain merilis kinerja keuangan per 30 September 2014, PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN) baru mengumumkan laporan keuangan per 30 Juni 2014. 

Sudah telat mengumumkan, kinerja keuangan emiten batubara yang dikendalikan taipan Samin Tan itu pun jauh dari harapan. Rugi bersih BORN membengkak menjadi US$ 170,14 juta di semester I 2014, dibandingkan periode sama tahun lalu yang US$ 111,05 juta. 

Membengkaknya rugi tidak terlepas dari penjualan bersih BORN yang melorot menjadi US$ 69,24 juta di akhir Juni tahun ini, dibandingkan Januari-JUni 2013 yang tercatat US$ 153,5 juta. 

Kondisi itu diperparah dengan melambungnya beban lain-lain yang di semester I 2014 mencapai US$ 61,93 juta. Manajemen BORN menjelaskan, beban lain-lain ini mencakup biaya yang dihapuskan dari rencana tambang dan infrastruktur persiapan ekspansi. 

Seiring masih buruknya harga jual batubara, BORN memang memutuskan untuk menunda beberapa rencana ekspansinya. Beban keuangan juga turut mendorong kenaikan rugi bersih, yakni mencapai US$ 24,65 juta. 

BORN sudah punya beberapa strategi untuk menekan biaya produksi agar rugi bersih tidak terus membengkak.  Salah satu cara efisiensi yang akan dilakukan BORN adalah dengan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada 1.500 orang karyawannya.

Kenneth R. Allan, Direktur Keuangan BORN sebelumnya menuturkan, saat ini, perusahaan mempekerjakan sekitar 3.300 orang karyawan. Namun, seiring strategi BORN untuk menahan produksi lantaran rendahnya harga jual, banyak karyawan yang mengajukan pengunduran diri.

"Sekitar 200 orang sudah mengundurkan diri. Kami juga akan PHK 1.500 orang secara bertahap, sehingga nantinya jumlah karyawan kami akan sekitar 1.200-1.500 orang," kata Allan di Jakarta, belum lama ini.

BORN menilai PHK menjadi salah satu langkah untuk menekan biaya produksi agar kerugian yang ditanggung bisa diminimalisir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×