Reporter: Wuwun Nafsiah, Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Otot rupiah kembali menguat terhadap dollar Amerika Serikat, Selasa (10/11). Mengacu data Bloomberg, di pasar spot rupiah di level Rp 13.620 atau menguat 0,15% dari sebelumnya Rp 13.644 per dollar AS.
Sementara, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah pun menguat ke level Rp 13.619 per dollar atau 0,50% di bandingkan sebelumnya Rp 13.687 per dollar AS.
Andri Hardianto, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures mengatakan, data penambahan tenaga kerja AS bulan Oktober sebesar 271.000 jauh melebihi target serta data bulan sebelumnya.
Data ini telah menekan hampir semua mata uang di kawasan Asia, kecuali dollar Hongkong. Tak hanya mata uang, bursa saham di kawasan Asia pun turut tertekan termasuk IHSG, sehingga akhirnya turut mempengaruhi pergerakan rupiah.
Namun demikian, Andri menilai berbagai data ekonomi dalam negeri seperti GDP kuartal III-2015 dan surplus neraca perdagangan membawa sentimen positif sehingga menahan laju pelemahan rupiah. "Penurunan rupiah bukan yang terburuk di kawasan Asia," ujarnya.
Data lain yang mendorong penguatan rupiah menurut Andri yakni pembangunan infrastruktur yang sudah menyerap sekitar 70% dari pagu APBN 2015. "Bank Dunia bahkan memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan di kisaran 5,3%,' imbuhnya.
Di samping itu, Selasa (10/11) akan ada rilis data business confidence dalam negeri kuartal III-2015 yang diprediksi naik menjadi 107,3 dari kuartal sebelumnya 95,46 dan retail sales bulan Oktober 2015 yang diprediksi berada di angka 9,32% atau naik dari periode sama tahun lalu di 5,4%. Data tersebut masih berpotensi mendorong rupiah pada perdagangan Selasa (10/11).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News