Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Data ekonomi dari dalam negeri tak mampu menopang pergerakan rupiah. Di pasar spot, Senin (9/11) nilai tukar rupiah tergerus 0,59% dibanding akhir pekan menjadi Rp 13.644. Sejalan, kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan mata uang rupiah terkikis 1% menjadi Rp 13.687 per dollar AS.
Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk menduga, pelemahan rupiah akibat faktor eksternal. Penguatan mata uang negeri Paman Sam didorong ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed akhir tahun nanti. Ini terjadi setelah data ekonomi AS, yakni non farm payroll bulan Oktober naik signifikan.
Andri Hardianto, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures, menambahkan, data tenaga kerja AS menekan hampir semua mata uang kawasan Asia. Namun, "Penurunan rupiah bukan yang terburuk di kawasan Asia," ujarnya.
Di samping itu, Selasa (10/11) akan ada pengumuman data business confidence dalam negeri kuartal III-2015 dan penjualan ritel Oktober 2015 yang diprediksi naik. Andri menduga, rupiah akan menguat di rentang Rp 13.565-Rp 13.750. Reny memperkirakan, rupiah melemah pada Rp 13.600-Rp13.700.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News