Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Emiten produsen komponen otomotif PT Selamat Sempurna Tbk akan membagi dan membayar dividen interim untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2015 sebesar Rp 71,98 miliar atau Rp 50 untuk setiap sahamnya.
Adapun total saham yang akan menerima dividen adalah sebanyak 1.439.668.860 lembar.
"Pembagian dividen ini dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar perusahaan yang menyatakan direksi dengan persetujuan dewan komisaris berhak membagikan dividen interim apabila keadaan keuangan perusahaan memungkinkan," ujar Direktur PT Selamat Sempurna Tbk Ang Andri Pribadi, Rabu (23/9) lalu.
Per 30 Juni 2015, emiten berkode SMSM ini membukukan laba bersih sebesar Rp 204,13 miliar, dengan saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya sebesar Rp 917 ,55 miliar dan laba bersih per lembar saham sebesar Rp 142.
Adapun jadwal pembagian dividen interim tahun buku 2015 untuk cum dividen di pasar reguler dan negosiasi adalah pada tanggal 30 September 2015. Sementara Ex Dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 1 Oktober 2015.
Tanggal penutupan pencatatan dalam daftar pemegang saham yang berhak mendapat dividen interim pada 5 Oktober 2015 dan tanggal pembayaran dividen interim 23 Oktober 2015.
Managing Partner Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adhie Joe menilai langkah perusahaan komponen otomotif ini membagi dividen di tengah situasi ekonomi yang melemah seperti saat ini terbilang luar biasa.
Ia menduga, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang komponen otomotif, SMSM mengekspor sebagian dari hasil produksinya ke luar negeri. Dengan ekspor tersebut, perusahaan mendapatkan keuntungan yang besar di tengah nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang melemah.
Menurutnya, langkah emiten-emiten membagi dividen di tengah situasi bursa yang cenderung melemah juga dimaksudkan sebagai pemanis untuk menjaga agar saham mereka tidak terjun bebas.
Meski demikian, Kiswoyo tidak menganjurkan pelaku pasar untuk segera memborong saham SMSM dalam jumlah besar menjelang pembagian dividen. "Saya takutnya kalau masuk dalam jumlah besar, akan susah juga keluar kalau beli dalam jumlah banyak," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News