Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi Crude Palm Oil (CPO) atau yang lebih dikenal dengan kelapa sawit menjadi satu-satunya komoditas yang mengalami kenaikan transaksi di ICDX selama bulan Juli. Dalam kurun waktu sebulan, volume kontrak berjangka CPO 10 metrik ton dalam rupiah (CPOTR) naik 50,20% dari bulan Juni 2019.
Hal serupa juga dialami oleh produk turunannya, kontrak berjangka RBD Palm OLEIN 10 metrik ton (OLEINTR) yang juga mengalami kenaikan sebesar 127,73%. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan minat pelaku pasar untuk melakukan lindung nilai.
Baca Juga: Proyeksi Ekspor CPO 2019 Turun, Pengusaha Berharap dari China premium
Tak hanya volume transaksi CPO yang meningkat, harga CPO selama bulan Juli 2019 mengalami kenaikan. Di akhir bulan Juli, harga CPO naik sebesar 2,76%. Hal itu dikarenakan adanya peningkatan ekspor CPO Indonesia di bulan Mei 2019 sebanyak 14,3% dari bulan sebelumnya.
Berbeda, harga OLEINTR tak mengikuti kenaikan dari CPOTR. Selama sebulan, OLEINTR mengalami penurunan sebesar 3,26%.
Berbeda dengan CPO, komoditas lainnya mengalami penurunan volume transaksi selama bulan Juli. Volume transaksi emas dalam waktu sebulan hanya berjumlah 1.976 lot dari bulan lalu yang berjumlah 2.256 lot.
Baca Juga: Kabar Baik, China Akan Hapus Tarif Kuota Impor CPO
Selain itu, mayoritas produk mata uang asing juga mengalami penurunan volume transaksi sebesar 14,92%. Untuk transaksi mata uang asing, ada beberapa yang mengalami kenaikan. Hal tersebut terjadi pada EURUSD dan USDJPY yang mengalami kenaikan masing-masing 2723,68% dan 3,84%.
Hanya saja, Vice President Riset and Development Isa Djohari mengatakan transaksi emas dan transaksi forex lebih mudah dibandingkan transaksi CPO.
Ia bilang emas dan forex merupakan produk yang paling mudah dan terkenal. Sedangkan untuk CPO, Isa menilai masih ada hambatan terkait proses konversi yang menyebabkan pelaku pasar berpikir dua kali untuk membelinya.
Baca Juga: Tertekan Harga CPO, Gozco (GZCO) Akhirnya Jual Anak Usaha Rp 350 miliar
“Perdagangan berjangka itu untuk analisa itu sangat dibutuhkan. Forex dan emas sangat mudah didapatkan informasinya. Itu alasan produk-produk tersebut popular tidak hanya di Indonesia tetapi juga global,” ujar Isa.
Selain tiga komoditas tersebut, Isa enggan menyebutkan kontrak baru yang akan dikeluarkan oleh ICDX. Ia masih menunggu restu dari Bappepti terkait hal tersebut. Hanya saja, ia mengatakan untuk ke depannya akan mengeluarkan produk komoditi lokal.
Baca Juga: Devaluasi Yuan bikin CPO dan batubara Indonesia lebih mahal di mata China
“Dengan produk-produk yang komoditas lokal, diharapkan bisa meningkatkan partisipasi masyarakat yang benar-benar membutuhkan instrument perdagangan berjangka untuk kelangsungan bisnisnya,” jelas Isa.
Saat ini, Isa mengaku juga sedang berupaya untuk mengadopsi mekanisme serah terima yang lebih mudah. Selama ini, proses serah terima harus menjalani cek barang dan cek kualitas. “Nah sekarang kita coba membuat ini lebih sederhana dan lebih mengalir,” ujar Isa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News