kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Selain emas, obligasi juga menjadi safe haven yang layak dilirik


Minggu, 19 April 2020 / 21:05 WIB
Selain emas, obligasi juga menjadi safe haven yang layak dilirik
ILUSTRASI. Obligasi


Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai dari emas hingga obligasi pemerintah masih layak jadi aset imbal hasil atau safe haven untuk dilirik investor saat ini. Hal ini sejalan dengan upaya sejumlah negara mengujicoba vaksin virus corona.

Berdasarkan laporan data parsial soal uji coba obat eksperimental pada pasien Covid-19 yang sakit parah di Rumah Sakit University of Chicago, diketahui bahwa pasien merespons positif obat eksperimental Remdesivir.

Baca Juga: Membandingkan harga emas Antam saat ini dan tahun lalu, lompatannya fantastis

Di sisi lain kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) justru mencatatkan kinerja buruk yang membuat dollar AS tertekan, sementara emas berhasil tembus level psikologis US$ 1.700 per ons troi.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengatakan, untuk jangka panjang belum ada yang bisa mengalahkan prospek atau daya tarik emas. Bahkan, sejak adanya covid-19, aset safe haven tersebut terus menawarkan imbalhasil yang menarik.

"Untuk jangka panjang emas tetap jadi yang paling menarik, namun kalau Covid-19 mereda atau berakhir, maka potensi harga emas turun sangat dimungkinkan," kata Ramdhan kepada Kontan, Minggu (19/4).

Baca Juga: Nasib rupiah tahun ini bergantung perkembangan ketegangan AS-Iran

Mengutip Bloomberg pada perdagangan Jumat (17/4) pukul 15.22 WIB harga emas di pasar global spot tercatat turun 1,36% ke level US$ 1.694 per ons troi dari level pembukaan US$ 1.717 per ons troi.

Namun, Ramdhan memiliki alternatif safe haven lain yang dianggapnya lebih menarik untuk saat ini, yaitu obligasi atau surat utang negara (SUN). Dengan tren yield atau imbal hasil yang sudah berada di atas level 8% untuk SUN tenor 10 tahun, dia menilai sekarang waktu yang tepat untuk memburu obligasi.

"Obligasi jadi instrumen yang menarik, selain yield yang sudah tinggi, marketnya mulai stabil dan yield cenderung flat sehingga menarik untuk jangka menengah," ujarnya.

Baca Juga: Emas ke level tertinggi lebih sepekan jelang libur Natal dan Tahun Baru

Apalagi, usai investor asing melakukan aksi net sell hingga ratusan triliun, maka prospek obligasi justru menjadi semakin menarik. Ramdhan cukup optimistis ke depan asing akan kembali masuk dan pasar Indonesia sebagai negara emerging market akan kembali menjadi incaran.

Adapun untuk safe haven lainnya seperti dollar AS, Ramdhan menilai prospeksnya akan sedikit lesu ke depan. Kondisi tersebut sejalan dengan kondisi ekonomi AS yang cenderung mencatatkan kinerja negatif, di sisi lain Bank Indonesia (BI) terus gelontorkan stimulus dan menjaga nilai tukar rupiah tetap stabil dan berhasil ditutup menguat akhir pekan lalu di level Rp 15.465 per dollar AS menurut data Bloomberg, Jumat (17/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×