Reporter: Aloysius Brama | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal Mei menjadi periode yang kurang menyenangkan bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Baru berjalan dua pekan, indeks domestik sudah turun hingga 4% selama bulan Mei ini.
Satu sektor yang mengalami penurunan cukup banyak di tengah tren lesunya IHSG adalah perbankan. Berdasarkan data yang dihimpun Kontan.co.id, selama Mei 2019 kapitalisasi pasar PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) misalnya sudah menurun hingga Rp 15 triliun. Hal tersebut menempatkan kapitalisasi pasarnya berada di angka Rp 687 triliun.
Atau coba tengok kapitalisasi pasar PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang turun Rp 31 triliun selama bulan Mei. Angka tersebut merupakan yang terdalam di antara saham blue chip perbankan. Kapitalisasi pasar bank pelat merah itu lantas menjadi senilai sekitar Rp 503 triliun.
Bank negara lain yang juga mengalami penurunan kapitalisasi pasar adalah Tbk Bank Mandiri Tbk (BMRI). Tercatat selama bulan Mei, penurunan kapitalisasi pasar bank tersebut di pasar saham mencapai Rp 11 triliun menjadi Rp 346 triliun.
Senasib dengan bank lainnya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga mencatat penurunan kapitalisasi pasar Rp 19 triliun. Hal tersebut menempatkan kapitalisasi pasar BBNI sebesar Rp 158 triliun.
Analis Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan, sentimen perang dagang bakal memengaruhi makro ekonomi global, termasuk makroekonomi Indonesia. “Permasalahan perang dagang Amerika Serikat-China ini kan diawali oleh faktor politik global, maka kalau politik tidak berjalan mulus maka pertumbuhan ekonomi global juga berpotensi melambat,” kata Mino, Jumat (10/5).
Sedangkan analis Artha Sekuritas Frederik Rasali menengarai sektor perbankan bisa dibilang sebagai pihak yang paling depan terdampak dari kondisi ekonomi global yang serba tidak pasti dan penuh tekanan. “Sektor perbankan bisa dibilang sebagai darahnya ekonomi, maka wajar bila makroekonomi terganggu sektor perbankan juga akan paling cepat terkena imbas. Itulah mengapa sektor ini cepat ditinggalkan karena investor cenderung mengantisipasi kemungkinan terburuk,” kata Frederik kepada Kontan, Jumat (10/5).
Selama sepekan, saham-saham sektor perbankan banyak ditinggalkan oleh asing. Investor asing BBRI misalnya melakukan aksi jual hingga Rp 1,2 triliun. Sedangkan saham BBCA dijual hingga mencapai Rp 600 miliar oleh asing. Saham BMRI dan BBNI pun tak ketinggalan. Tercatat selama sepekan lalu, aksi jual kedua bank itu masing-masing mencapai Rp 426,3 miliar dan Rp 360,3 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News