Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) perlahan bangkit, setelah terperosok ke level terendah sepanjang tahun ini di posisi 5.774,72. Pada Jumat lalu, IHSG kembali menguat ke posisi 5.956,83.
Jika dicermati, ada beberapa saham yang selama sepekan terakhir mencatat kenaikan signifikan. Berdasarkan data RTI, tercatat setidaknya ada 17 saham menjadi mover alias penggerak IHSG, yakni IMAS, POLY, HMSP, AISA, WOOD, UNVR, BBNI, BMRI, BBTN, WSKT, UNTR, TRAM, IKAI, MEDC, ELSA, PTBA, dan TARA.
Tapi tak semua saham itu dinilai layak koleksi. Analis Indovest Semesta Sekuritas, Aditya Perdana Putra, misalnya, lebih memilih sektor perbankan yang mungkin masih bisa melanjutkan penguatan, meski diselingi koreksi kecil.
Ia menyebut kenaikan IHSG selama sepekan didorong dua sektor, yakni konsumer dan perbankan. Pemimpin sektor perbankan umumnya emiten kakap, seperti BBRI, BBNI, BMRI, BBTN, dan BBCA. Sektor perbankan pula yang menerima pukulan paling telak saat kejatuhan IHSG pekan lalu. Namun, koreksinya lebih dipicu kondisi pasar sedang tak bagus dan valuasi saham bank sudah cukup mahal.
Saat ini, investor asing maupun domestik kembali masuk sektor perbankan. Cuma, peluang penguatan hingga akhir bulan ini diprediksi tak terlalu besar. Sebab, ada kemungkinan aksi profit taking terjadi manakala harga saham naik terus-menerus. "Pasar biasanya akan konsolidasi melihat prospek ke depan serta ada pula profit taking sesaat," ujar Aditya, Minggu (13/5).
Dari sisi fundamental, saham perbankan masih bagus dengan kinerja bank besar masih mencetak laba bersih di kuartal I-2018.
Dari saham perbankan besar yang menjadi penggerak bursa selama sepekan, Aditya menyebut, BBNI dan BBTN layak dilirik investor. Sebab, price book value (PBV) dua bank ini lebih bagus dibandingkan BMRI, masing-masing 1,6x dan 1,5x. Selama dua pekan ke depan, Aditya menargetkan BBNI dan BBTN masing-masing Rp 8.700 dan Rp 3.300 per saham.
Kepala Riset Narada Kapital Indonesia, Kiswoyo Adi Joe, berpendapat penggerak IHSG saat ini adalah saham blue chip. Jadi, ketika IHSG mau naik, maka yang terlihat adalah saham blue chip. Sektor perbankan dinilai menjadi penggerak IHSG. Pasalnya, saham sektor keuangan seperti BBNI, BBRI, BMRI dan BBCA sudah menyumbang bobot 30% terhadap IHSG.
Sektor kedua yang bakal menjadi penggerak IHSG adalah konsumer, seperti UNVR dan HMSP, diikuti INDF dan ICBP, meski dua saham terakhir tak masuk dalam saham-saham penggerak IHSG selama sepekan terakhir. "Secara fundamental, saham yang sudah saya sebut ini bagus dan masih mencatatkan keuntungan," kata Kiswoyo.
Untuk UNVR, meski banyak orang mengatakan performanya sedikit tak bagus karena pendapatan turun, Kiswoyo menilai fundamental emiten ini masih bagus dan skala keuntungan UNVR mencapai triliun rupiah, bukan miliar rupiah. Maksudnya, menggandakan untung dari Rp 1 miliar ke Rp 2 miliar itu mudah, namun menggandakan untung Rp 1 triliun menjadi Rp 2 triliun itu tidaklah mudah.
Kiswoyo melihat UNVR masih layak beli, lantaran ada momentum puasa, lebaran dan pilkada. UNVR masih bisa naik hingga Rp 65.000 per saham. Harga terakhirnya senilai Rp 49.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News