Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten menara diprediksi masih mampu tumbuh di semester II 2022. Hal tersebut lantaran emiten-emiten menara dilihat telah mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengerek pertumbuhan di masa depan.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis, mengatakan, data dari Opensignal menunjukkan adanya peningkatan mobilitas seiring dengan pemulihan Covid-19. Hal ini membuat kebutuhan trafik internet berpindah dari rumah, ke jaringan seluler.
"Kami berharap perusahaan telekomunikasi meresponsnya dan meningkatkan kapasitas di area bisnis," tulis Niko dalam risetnya, dikutip Rabu (13/7).
Dilanjutkannya, perusahaan telekomunikasi akan termotivasi untuk menjaga trafik mereka terdistribusi dengan baik di antara area perumahan dan area bisnis, dan tidak merelokasi kapasitasnya karena masyarakat masih ada yang bekerja dari rumah (work from home).
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Pilihan dari Sejumlah Analis untuk Hari Ini (13/7)
Niko menuturkan, langkah perusahaan telekomunikasi mematikan BTS 3G secara bertahap telah memberikan ruang cukup banyak untuk BTS 4G di lokasi menara saat ini.
Selain itu, rasio sewa mendekati dua kali untuk PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), yang merupakan tingkat kolokasi maksimal. Jejak menara yang besar akan menjadi pondasi bagi tonggak berikutnya untuk menjadi perusahaan infrastruktur digital.
Nico juga melihat perusahaan-perusahaan menara telah berinvestasi selama bertahun-tahun dalam infrastruktur. Dia mencatat saat ini TOWR memiliki 29.011 menara setelah melalui serangkaian merger dan akuisisi, sementara PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) memiliki 28.577 menara, dan TBIG memiliki 20.871 total situs.
"Ke depan portofolio menara akan terus tumbuh dan memberikan jejak besar bagi pertumbuhan jaringan telekomunikasi untuk fiberisasi dan bisnis baru," sebutnya.
Baca Juga: Keuntungan Telkom (TLKM) Investasi di GoTo Gojek Tokopedia (GOTO)
Di sisi lain, pihaknya melihat TOWR dan TBIG harus mendapatkan modal tambahan. Sebab, leverage keuangan saat ini menjadi relatif tinggi untuk TBIG dan sekarang TOWR, sekitar 4,7 kali dan 4,4 kali utang bersih/EBITDA, tetapi dari segi sektor hampir dikonfigurasi secara optimal.
Sementara MTEL telah didanai dengan baik setelah IPO untuk membeli sisa menara dari Telkomsel dan memulai bisnis baru serta melakukan merger dan akuisisi yang potensial.
Baca Juga: Saham Sarana Menara Nusantara (TOWR) Lanjut Naik Rabu (6/7), Ini Rekomendasi Analis
BRI Danareksa Sekuritas saat ini menyukai saham MTEL karena kecukupan likuiditasnya, dan TOWR karena posisinya yang paling awal dalam fiberisasi.
BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan buy untuk tiga saham emiten menara, yakni MTEL dengan target harga Rp 1.040, TOWR dengan target harga Rp 2.000, dan TBIG dengan target harga Rp 3.200.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News