kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sekarang, rupiah di pasar spot terdesak ke 10.087


Senin, 10 Juni 2013 / 16:43 WIB
Sekarang, rupiah di pasar spot terdesak ke 10.087
Promo HokBen Terbaru 27-31 Desember 2021, dapatkan beragam paket menarik dengan harga lebih murah di akhir tahun.


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Menjelang sore (10/6), posisi rupiah semakin tidak bertenaga. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.30, pairs dollar-rupiah (USD/IDR) melemah 2,03% menjadi 10.087 dari posisi penutupan akhir pekan lalu (7/6) yakni 9.886.

Turunnya nilai rupiah ini juga tercermin pada nilai kurs di sejumlah bank. Salah satunya adalah Bank Central Asia. Dalam situs resminya hari ini, pasangan mata uang yang sama untuk posisi jual juga sudah menunjukkan angka 10.050. Sementara, untuk posisi beli menunjukkan angka 9.750.

Demikian pula halnya dengan pairs USD/IDR di Bank International Indonesia (BII). Untuk kurs jual, posisi rupiah berada di level 10.000 dan kurs beli di level 9.750. Sementara, untuk demand draft (DD)/telegraphic transfer (TT), pairs USD/IDR posisi jual berada di level 10.000, dan beli di posisi 9.750.

Adapun nilai kurs tengah BI menunjukkan posisi rupiah terhadap dollar AS berada di level 9.806.

Sebelumnya, pelemahan rupiah menembus level 10.000 terjadi di pasar non deliverable forward (NDF) pagi tadi. Salah satu penyebabnya adalah penarikan dana besar-besaran oleh investor asing.  

Langkah investor asing dalam  menarik dananya tersebut dipicu oleh kecemasan akan minimnya ketersediaan dollar AS di pasar lokal. Data Kementrian Keuangan dan Bursa efek Indonesia menunjukkan, investor asing sudah menarik dana senilai US$ 812 juta dari pasar obligasi berdenominasi rupiah dan pasar saham di sepanjang Juni. Mereka berspekulasi, the Federal Reserve akan memangkas nilai program pembelian kembali obligasi yang nantinya akan berdampak pada aliran dana ke emerging markets, termasuk Indonesia.

Sentimen lainnya adalah Indonesia mencatatkan defisit neraca perdagangan yang sudah berlangsung selama enam kuartal berturut-turut.

"Fundamental rupiah terlihat sangat lemah. Jika melihat besarnya defisit neraca perdagangan, Indonesia membutuhkan arus dana asing senilai US$ 1 miliar per bulannya untuk menahan laju pelemahan rupiah," jelas Khoon Goh, senior strategist Australia & New Zealand Banking Group Ltd di Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×