Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Posisi rupiah menuju pelemahan terbesar dalam 11 bulan terakhir pada transaksi hari ini (5/6). Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 12.32 waktu Jakarta, mata uang Garuda ini melemah 0,7% menjadi 9.870 per dollar AS. Ini merupakan pelemahan terbesar sejak 12 Juli 2012 lalu.
Meski demikian, jika dibandingkan dengan kontrak non delivery forward rupiah untuk pengantaran satu bulan ke depan, nilai tukar rupiah di pasar spot 0,7% lebih premium. Catatan saja, kontrak NDF rupiah untuk pengantaran satu bulan pada hari ini menguat 0,1% menjadi 9.939 per dollar AS.
Pelemahan rupiah pada hari ini dipengaruhi oleh banyaknya dana asing yang keluar dari aset-aset Indonesia akibat ketidakpastian kebijakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Selain itu, spekulasi mengenai langkah the Federal Reserve untuk mengurangi stimulusnya juga mempengaruhi pelemahan rupiah.
"Rupiah masih akan tertekan selama terjadi arus dana asing yang keluar dari aset Indonesia. Investor masih cemas mengenai kebijakan BBM. Jika cadangan mata uang asing Indonesia jatuh di bawah level psikologis US$ 100 miliar, rupiah akan semakin tertekan," jelas Billie Fuliangsahar, head of treasury PT Rabobank International Indonesia di Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News