Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat 0,83% ke level 7.530 pada penutupan perdagangan Kamis (24/5).
Analis Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi menilai, penguatan IHSG tersebut disebabkan euforia pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Selain itu, dia juga menangkap adanya potensi penurunan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed.
Ini juga ditambah oleh mulai masuknya musim rilis kinerja keuangan masing-masing emiten selama semester I 2025.
Baca Juga: Jumlah Investor Saham Syariah Terus Bertumbuh, Kinerja Indeks Lampaui IHSG
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang menambahkan, penguatan IHSG ini antara lain dipicu oleh ekspektasi pasar akan semakin banyaknya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan para mitra dagangnya.
Kemarin AS telah menurunkan tarif impor barang dari Jepang menjadi 15% dari sebelumnya sebesar 25%. AS juga telah mengoreksi tarif impor barang dari Indonesia dari sebelumnya 32% menjadi 19%.
“Sehingga dampak perang dagang akan mereda dan ekonomi global terhindar dari resesi,” ujar Alrich kepada Kontan, Kamis (24/7/2025).
Selain itu, penguatan IHSG juga terdorong oleh prediksi Asian Development Bank (ADB) yang menaksir pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5% di tahun 2025 dan 5,1% di tahun 2026.
ADB kata Alrich justru menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara menjadi 4,2% dari proyeksi sebelumnya 4,7%.
“Optimisme akan ekonomi Indonesia yang lebih tangguh dari perkiraan sebelumnya menjadi salah satu faktor yang mendorong rebound saham perbankan,” tambahnya.
Baca Juga: IHSG Naik pada Kamis (24/7), Cek Saham Bank LQ45 yang Kompak Menghijau
Adapun secara teknikal, Alrich bilang tren kenaikan IHSG dalam jangka menengah hingga panjang masih akan menguat selama bertahan di atas level 7.450-7.500.
Namun dalam jangka pendek, IHSG menurutnya rentan mengalami koreksi terbatas, melihat kondisinya yang berada di area overbought.
“IHSG diperkirakan akan bergerak pada kisaran 7.480-7.590 pada perdagangan Jumat (25/7),” prediksi Alrich.
Sedangkan prediksi Wafi, IHSG akan bergerak terbatas di rentang support 7.500 dan resistance 7.550.
Pergerakannya menurut Wafi akan dipengaruhi oleh rilis data Purchasing Managers Index (Indeks Manajer Pembelian) dan rilis laporan keuangan emiten di semester I 2025.
Baca Juga: IHSG Menguat pada Kamis (24/7) Pagi, ESSA, INKP, BRIS Jadi Top Gainers LQ45
Sedangkan menurut Alrich, pasar pada Jumat akan dipengaruhi oleh ketegangan antara China dengan Uni Eropa ketika KTT Uni Eropa-Tiongkok yang ke-25 dimulai pada hari Kamis (24/7). Di sana, Uni Eropa menyerukan kekhawatiran atas ketidakseimbangan perdagangan yang semakin besar.
Selain itu, delegasi AS kata Alrich dijadwalkan akan bertemu dengan delegasi China di Stockholm, Swedia pada 28-29 Juli 2025 mendatang untuk melancarkan negosiasi perdagangan dan sejumlah topik lain, termasuk pembelian minyak mentah Iran dan Rusia oleh China.
Indeks futures di Wall Street kata Alrich juga bergerak fluktuatif hari ini, setelah Gedung Putih menyatakan bahwa Presiden Donald Trump akan mengunjungi bank sentral AS, The Fed pada Kamis (24/7).
“Ini meningkatkan tekanan terhadap Chairman The Fed, Jerome Powell. Ini adalah untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade terakhir seorang Presiden AS melakukan kunjungan resmi ke bank sentral AS,” jelas Alrich.
Atas berbagai sentimen tersebut, Alrich merekomendasikan investor untuk mencermati saham-saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).
Baca Juga: IHSG Naik 1,22% ke 7.560 pada Sesi I Kamis (24/7), ESSA, ARTO, BRPT Top Gainers LQ45
Sementara itu, Herditya merekomendasikan saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dengan support Rp 2.480 dan resistance Rp 2.580; saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan support Rp 2.450 dan resistance Rp 2.550.
Saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dengan support Rp 1.260 dan resistance Rp 1.330; dan saham BBRI dengan support Rp 3.880 dan resistance Rp 4.040.
Selanjutnya: MRT Jakarta dan Sinar Mas Land Kaji Proyek Perpanjangan MRT Lebak Bulus - Serpong
Menarik Dibaca: 100 Anak Muda ASEAN Siap Laksanakan Proyek Sosial Lintas Negara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News