Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan segmen bisnis Home and Personal Care (HPC) PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dinilai akan mengalami perlambatan. Adapun, pada kuartal I-2021, performa segmen HPC UNVR mencatatkan perlambatan.
Pada periode tersebut, penjualan segmen HPC terkontraksi 12,6% secara year on year dan 4,8% secara kuartalan. Analis Mirae Asset Sekuritas Mimi Halimin dalam risetnya pada 16 Juni mengatakan, penurunan secara tahunan dapat dipahami karena efek high base pada tahun sebelumnya, akan tetapi penurunan secara kuartalan cukup mengecewakan.
“Penjualan HPC cukup menantang karena pelanggan banyak yang mengurangi pembelian produk (khususnya produk perawatan kulit) karena sedang stay at home. Di satu sisi, ketatnya kompetisi pada segmen ini menambah tekanan pada penjualan HPC milik UNVR,” kata Mimi dalam risetnya.
Baca Juga: Banyak sentimen negatif, ini rekomendasi analis untuk saham Unilever Indonesia (UNVR)
Walau begitu, penjualan produk Food & Refreshments (F&R) milik UNVR pada kuartal I-2021 sudah mulai pulih dengan naik 3,7% secara yoy dan 3,3% secara kuartalan. Mimi melihat, tren pemulihan akan berlanjut pada kuartal II-2021 seiring adanya lebaran pada periode tersebut.
Akan tetapi dengan adanya lonjakan kasus Covid-19 dan pembatasan aktivitas, Mimi melihat potensi pemulihan akan lebih rendah dari perkiraan, khususnya untuk penjualan segmen HPC.
Ia pun memproyeksikan penjualan HPC hanya akan tumbuh 1% secara yoy pada tahun ini, padahal semula ia memperkirakan akan naik 4,5% secara yoy. Dengan demikian, Mimi juga merevisi kinerja UNVR pada tahun ini. Menurutnya, UNVR hanya akan membukukan pendapatan Rp 43,9 triliun (naik 2,1% yoy) dengan laba bersih Rp 7,2 triliun (naik 0,6% yoy).
Selain itu, Mimi melihat dengan kenaikan harga komoditas belakangan ini, akan semakin membebani gross margin UNVR seiring minyak CPO merupakan bahan baku utama. Diperkirakan, gross margin UNVR pada tahun ini hanya berada di level 50,5%, jauh lebih rendah dibanding 2020 yang berada di 52,3%.
Baca Juga: Harga batubara solid, saham-saham emiten tambang ini layak dicermati
“Dengan potensi kinerja yang cenderung datar pada tahun ini, minimnya katalis positif seiring pandemi Covid-19 yang belum mereda, kami melihat saham UNVR kurang terlalu menarik,” imbuh Mimi.
Dus, ia pun menurunkan rekomendasi untuk UNVR dari trading buy menjadi hold dengan target harga yang lebih rendah, yakni Rp 5.650 per saham dari sebelumnya Rp 7.200.
Selanjutnya: Analis RHB Sekuritas rekomendasikan beli saham ADRO, simak ulasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News