kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah pemicu bisa menarik investor asing kembali ke pasar saham


Kamis, 03 Januari 2019 / 21:38 WIB
Sejumlah pemicu bisa menarik investor asing kembali ke pasar saham
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun 2018, asing keluar dari bursa saham Indonesia dengan posisi jual atau net sell mencapai Rp 50,74 triliun. Sehingga optimisme tahun ini diharapkan asing akan kembali masuk ke pasar lokal, mengingat pada tahun 2017 asing juga melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 39,86 triliun.

Vice President Research Artha Sekuritas, Frederik Rasali menyebut bahwa tahun 2019 ada potensi untuk asing kembali masuk ke pasar lokal, mengingat kondisi ekonomi Indonesia yang jauh lebih stabil dan sentimen global dari Amerika Serikat (AS) yang sedikit turun. "Dana asing bisa inflow lagi, akan tetapi seberapa besar yang inflow belum bisa dipastikan," ujar dia, Kamis (3/1).

Kondisi yang sedang diperhatikan oleh investor global adalah perang dagang dan juga terkait keputusan The Fed. Mengingat kondisi yield US treasury yang saat ini mulai flattening untuk jangka 5-7 tahun, dimana investor yang beli obligasi jangka lebih panjang mendapat bunga yang lebih kecil dibanding investasi jangka pendek.

Otomatis investor lari ke instrumen lain seperti saham. Ketika saham AS sedang turun, investor bisa switching ke luar negeri. "Ada kemungkinan lari ke pasar yang tidak terlalu berdampak langsung dengan perang dagang, seperti Asia Tenggara yang salah satunya Indonesia," ungkapnya.

Vice President Research Department PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya mengatakan bahwa menjelang akhir tahun 2018, asing sudah terlihat melakukan net buy. Sehingga 2019 terlihat ada potensi untuk asing kembali melakukan beli. "Ada kepastian yang terbentuk terkait dengan kepemimpinan, kebijakan ekonomi dan rencana pembangunan ke depan. Investor memperhatikan itu," kata William.

Frederik menilai, saham-saham big caps dan saham-saham LQ 45 yang paling liquid menjadi perhatian para investor asing, termasuk saham-saham yang menunjukkan data-data positif di 2019.

"Saham yang market caps besar serta likuiditas besar akan menjadi pilihan investor global. Kerena saham dengan likuiditas tinggi, ketika ingin direalisasikan atau dijual bisa cepat prosesnya. Kalau likuiditas kecil susah dijual sebab tidak ada yang mau beli," kata William.

Frederik menuturkan, pergerakan IHSG sebelumnya lebih didominasi oleh investor global. "Namun tahun ini berbeda, karena dana asing sudah banyak outflow. Tahun 2019 belum ada perubahan signifikan, karena kecenderungan pergerakan saham-saham dipengaruhi pergerakan investor asing," kata Frederik.

Menurutnya investor asing tidak terlalu memperhatikan politik dalam negeri, kecuali lokal investor yang cederung terpengaruh dengan siapa yang akan mengisi posisi kepemimpinan, yang dalam hal ini terpengaruh akan pola kebijakan ke depan.

Untuk jangka pendek, saham-saham yang menarik untuk diperhatikan adalah Indofood Sukses Makmur (INDF), Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP). Sahan telekomunikasi seperti XL Axiata (EXCL), Telkom Indonesia (TLKM), Indosat (ISAT) juga menarik karena penggunaan data seluler akan meningkat, disebabkan aktivitas pencarian informasi saat ini lebih menggunakan gadget.

Selain itu, saham-saham media seperti Media Nusantara Citra (MNCN) dan Surya Citra Media (SCMA) karena iklan dari emiten konsumer dan penyelengaraan acara-acara politik seperti debat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×