Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten telah mengumumkan rencana pembagian dividen dari keuntungan tahun buku 2023. Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh Kontan.co.id, ada tiga emiten yang telah memberikan kabar terkait hal ini.
Satu emiten telah menetapkan jadwal pembagian dividen, sementara yang lain masih akan membahasnya dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
Pertama-tama, PT Astra International Tbk (ASII) mengusulkan pembagian dividen final dari laba tahun buku 2023 sebesar Rp 421 per saham dalam RUPST yang akan diselenggarakan pada April 2024. Dividen interim sebelumnya sebesar Rp 98 per saham telah dibagikan oleh ASII pada Oktober 2023.
Baca Juga: Bill Gates Tempatkan 82% Portofolionya Hanya di 4 Saham Ini
Meskipun demikian, besaran dividen final yang diusulkan ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun buku 2022 yang mencapai Rp 552 per saham, yang merupakan dividen per saham tertinggi yang pernah diberikan oleh ASII. Pada tahun 2022, ASII juga memberikan dividen interim sebesar Rp 88 per saham.
Berdasarkan laporan keuangan ASII, laba bersih perusahaan sepanjang tahun 2023 meningkat sebesar 16,31% secara year on year (YoY) menjadi Rp 33,84 triliun. Dengan total dividen sebesar Rp 519 per saham, rasio pembayaran dividen terhadap laba bersih ASII tahun 2023 setara dengan 62,09%.
PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) juga mengumumkan rencana pembagian dividen dari laba bersih tahun buku 2023. Mereka berencana untuk membagikan dividen sebesar Rp 200 per saham, yang akan diminta persetujuannya dalam RUPST bulan April 2024. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan dengan dividen tahun buku 2022 yang mencapai Rp 525 per saham.
Baca Juga: Melemah di Awal Maret, Cek Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham Pilihan Bulan Ini
Berdasarkan asumsi tersebut, total dividen yang akan dibagikan mencapai Rp 452,06 miliar atau setara dengan 66,94% dari laba bersih tahun 2023 sebesar Rp 675,36 miliar. Laba bersih ini mengalami penurunan sebesar 51,17% YoY dari laba bersih tahun 2022 yang mencapai Rp 1,38 triliun.
Sebelumnya, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) telah memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 32 per saham. Nilai keseluruhan dividen PJAA adalah sebesar Rp 51,19 miliar atau setara dengan 22% dari laba bersih tahun 2023 sebesar Rp 235,17 miliar.
Pada pasar reguler dan pasar negosiasi, cum dividen dan ex dividen masing-masing jatuh pada 4 Maret 2024 dan 5 Maret 2024.
Sementara itu, cum dividen dan ex dividen di pasar tunai jatuh pada 6 Maret 2024 dan 7 Maret 2024.
anggal Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai akan dicatat pada 6 Maret 2024 pukul 16.00, dan pembayaran dividen akan dilakukan pada 28 Maret 2024.
Baca Juga: Janjikan Dividen Jumbo 5 Tahun ke Depan, Intip Kekuatan Permodalan BBRI
Pada perdagangan Jumat (2/3), saham ASII ditutup di level Rp 5.225 per saham, LPPF Rp 1.760, dan PJAA 950 per saham.
William Hartanto, pendiri WH Project, menilai ketiga saham emiten tersebut menarik untuk dipertimbangkan. Sentimen dividen yang telah dibangun oleh ketiga saham tersebut membuatnya menarik untuk dipertimbangkan oleh para investor. Menurut Hartanto, strategi trading yang dapat dilakukan adalah dengan membeli sahamnya dari sekarang dan menjualnya menjelang cum date dividen. Hal ini dikarenakan harga saham cenderung turun pada ex date dividen.
Dari segi teknikal untuk jangka panjang, LPPF dinilai belum memasuki momentum untuk buy and hold. Namun, ASII dan PJAA memperlihatkan grafik yang lebih bagus untuk jangka panjang. Support dan resistance terdekat untuk ASII terletak di Rp 5.075 dan Rp 5.500, LPPF di Rp 1.750 dan Rp 2.000, sedangkan PJAA di Rp 935 dan Rp 1.030 per saham.
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, mengunggulkan ASII. Menurutnya, saham ini menarik dalam jangka panjang sehingga tidak hanya memperoleh keuntungan dari dividen tetapi juga dari capital gain. Herditya melihat pergerakan ASII menarik dengan area support di Rp 5.050 dan resistance di Rp 5.425.
Baca Juga: Bank Mega Bakal Menebar Dividen Rp 2,46 Triliun
"Investor dapat melakukan buy on weakness terlebih dahulu. Untuk area target dapat di cermati Rp 5.700-Rp 6.000 terlebih dahulu dalam jangka pendek," kata Herditya.
Reza Priyambada, Konsultan Investasi PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, menyatakan bahwa dari segi yield, LPPF menarik. Namun, biasanya pelaku pasar akan melihat kapan cum dan ex dividen, sehingga sifatnya hanya sementara.
Kenaikan harga yang mungkin terjadi pada saham tersebut terbatas dan sementara, karena adanya momen memburu tanggal cum tersebut. Reza juga mengingatkan akan volatilitas dan arus perdagangan saham yang bersangkutan. Menurutnya, bagi investor, tidak hanya besar atau kecilnya dividen yang perlu diperhatikan, tetapi juga likuiditas sahamnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News