kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,72   -3,94   -0.44%
  • EMAS1.368.000 0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah Emiten Ini Berpotensi Raup Cuan dari Masuknya Starlink di Indonesia


Sabtu, 23 September 2023 / 08:12 WIB
Sejumlah Emiten Ini Berpotensi Raup Cuan dari Masuknya Starlink di Indonesia
ILUSTRASI. Telkomsat memperoleh Hak Labuh Starlink dari Kominfo. Sejumlah Emiten Ini Berpotensi Raup Cuan dari Masuknya Starlink di Indonesia.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Miliarder Elon Musk kabarnya serius melirik pasar Indonesia. Starlink, lini bisnis satelit milik Musk, bahkan disebut-sebut sudah mendirikan perusahaan di Indonesia.

Unit usaha SpaceX ini sudah hadir melalui kerja sama dengan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Duet antara TLKM dengan Starlink sudah terjadi sejak Juni 2022. Kerja sama itu dilakukan melalui anak usaha TLKM, yakni PT Telkom Satelit Indonesia alias Telkomsat.

Pada Juni 2023, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memberikan Satelit Khusus Non Geostationer (NGSO) kepada Telkomsat. Starlink pun digunakan untuk keperluan layanan backhaul Telkom Group.

Baca Juga: Bisnis Internet Nasional Terancam Kehadiran Starlink Milik Elon Musk

PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) juga sudah mulai mendekatkan diri dengan Starlink. Namun FREN masuk melalui Smartfren Business dengan berkolaborasi dengan Telkomsat. FREN akan mengembangkan produk solusi teknologi berbasis satelit. Kerja sama ini untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang berada di wilayah terdepan, terpencil dan tertinggal (3T) di Indonesia.

 

Di sisi lain, kehadiran Starlink di Indonesia sempat dikhawatirkan akan merebut pangsa pasar sektor telekomunikasi yang sudah ada. Tapi, Equity Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan menilai, kehadiran Starlink sejatinya diperuntukkan bagi segmen B2B bukan untuk ritel atau business to customer (B2C). Sehingga, tidak akan mempengaruhi pangsa pasar.

Steven mencontohkan, di Malaysia dan Filipina, meskipun sudah ada Starlink tetapi operator di kedua negara tersebut masih tetap bisa menjaga pangsa pasar.

Baca Juga: Starlink akan Masuk Indonesia, Ini Komentar Pengamat

"Jadi tidak ada yang terimbas. Justru, emiten telekomunikasi bisa menangkap peluang dengan cara bekerja sama dengan Starlink dengan menyasar daerah 3T," jelas Steven saat dihubungi KONTAN, Jumat (22/9).

Masalahnya, operator telekomunikasi mengincar pasar B2B ke depan lantaran pasar ritel jenuh. Jika Starlink masuk, pertarungan di B2B bakal tambah seru.

Prospek emiten

Kominfo memberikan syarat, jika ingin berjualan ke ritel, Starlink harus menggandeng para perusahaan penyedia internet alias internet service provider (ISP).

Nah, TLKM sudah mengutarakan niatnya untuk bisa menghadirkan produk Starlink. Head of Research Mirae Asset Sekuritas Robertus Yanuar menjelaskan, kerja sama TLKM dengan Starlink akan memperkuat posisi TLKM di Indonesia. Robertus menilai, akselerasi koneksi broadband ke masyarakat akan lebih cepat dan menjadi mesin pencetak uang baru bagi emiten pelat merah ini.

"Kemitraan Telkom dengan Starlink juga bisa mempercepat akselerasi koneksi broadband ke masyarakat yang lebih luas," jelas Robertus.

Baca Juga: Elon Musk Sebut Turki Sebagai Kandidat Paling Penting untuk Pabrik Tesla Berikutnya

Tak hanya TLKM, Steven menilai emiten telekomunikasi lainnya seperti PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) bisa menjalin relasi dengan Starlink.

"Memang Starlink sudah sejak lama bekerja sama Telkomsat, tapi masih terbuka peluang bagi EXCL dan ISAT untuk bekerja sama juga," katanya.

Di tengah sentimen ini, Steven masih memilih saham ISAT sebagai top picks. Dia merekomendasikan beli saham ISAT dengan target harga Rp 11.700. Sementara itu, Robertus menyematkan rekomendasi trading buy TLKM dengan target harga Rp 4.350 per saham. Kemarin, saham TLKM naik 1,31% ke harga Rp 3.860.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×