Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Research Analyst Phintraco Sekuritas, Nurwachidah sepakat, performa fundamental emiten dan posisi teknikal sahamnya akan menjadi faktor penting yang dilihat investor. Dia mengingatkan, meski pembagian saham bonus bisa meningkatkan likuiditas, tapi tidak selalu membawa kenaikan harga.
Dus, strategi untuk mengoleksi saham emiten yang akan membagikan saham bonus dan dividen tunai relatif berbeda. "Perlu lebih melihat kepada kondisi teknikal atau fundamental emiten yang bersangkutan, bukan momen pembagian saham bonus," ungkap Nurwachidah.
Sementara itu, Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto menyoroti bahwa saham bonus sama menariknya dengan dividen tunai. Saham bonus bahkan punya keunggulan dari sisi nilai yang bisa meningkat sesuai dengan harga sahamnya.
Baca Juga: Prajogo Pangestu Punya Harta Rp 1.134 Triliun, Lima Sahamnya Kuasai Hampir 20% Bursa
Namun, secara jangka pendek William mengamini saham bonus belum tentu membawa efek signifikan mendongkrak harga. Daya tarik saham bonus akan lebih signifikan dirasakan oleh para investor yang benar-benar ingin mengoleksi atau hold saham tersebut secara jangka panjang.
Jika ingin memanfaatkan momentum, William menilai strateginya bisa serupa dengan dividen biasa, yakni perhatikan jadwal cum date dan ex date. William maupun Reza punya jagoan yang sama, yakni saham BRPT dan SGER.
Nurwachidah juga melirik kedua saham tersebut. Namun, dia merekomendasikan sell on strength saham SGER saat menembus level harga Rp 2.190 - Rp 2.200. Sedangkan rekomendasi untuk BRPT adalah trading buy di harga Rp 1.210 dengan target di Rp 1.400 - Rp 1.450 dan stoploss jika anjlok ke bawah Rp 1.115 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News