kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah emiten berencana rights issue, berikut penilaian analis


Minggu, 14 Februari 2021 / 21:04 WIB
Sejumlah emiten berencana rights issue, berikut penilaian analis
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten berencana melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue. Sebut saja PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), PT Bank Mayapada Tbk (MAYA), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).

Sejauh ini, hanya MAYA yang sudah menginformasikan rasio HMETD dan harga pelaksanaan saham barunya. Berdasarkan data RTI, MAYA akan rights issue dengan rasio saham baru dibanding sama lama 3.659:5.000 dengan harga Rp 400 per saham.

Dana hasil rights issue akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan demi meningkatkan kegiatan usaha, kinerja perusahaan, dan daya saing di industri perbankan. Lewat rights issue ini, Bank Mayapada akan menerbitkan saham baru sebanyak 5 miliar unit atau setara dengan 42,25% dari modal disetor.

Kemudian, emiten pengelola Omni Hospital, SAME akan mengeluarkan saham baru sebanyak-banyaknya 10,3 miliar unit. Lalu, BRIS akan rights issue untuk memenuhi ketentuan minimal free float 7,5% dari sekarang hanya 4,4%. Selanjutnya, BBRI berencana rights issue untuk memuluskan rencana pembentukan holding BUMN pembiayaan ultra mikro.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto melihat, rights issue MAYA, BRIS, dan BBRI layak untuk dieksekusi. Menurut dia, rights issue MAYA memiliki rasio yang cukup besar dengan harga yang lebih murah dari harga pasar saat ini. Asal tahu saja, per perdagangan Kamis (11/2), harga saham MAYA berada di level Rp 7.500 per saham.

"Sementara itu, BRIS dan BBRI dianggap layak karena sentimen positif setelah penggabungan bank-bank BUMN syariah," ucap William saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (14/2). Meskipun begitu, ia mengimbau investor untuk menunggu informasi detail rencana rights issue BRIS dan BBRI.

Baca Juga: Himbara diminta kembali ke khitah, siapa diuntungkan?

Menurut William, secara umum, rights issue yang menarik adalah yang menawarakan harga pelaksanaan lebih murah dibanding harga pasar. Selain itu, dana hasil rights issue yang dimanfaatkan untuk pengembangan bisnis juga dinilai lebih bagus dibanding yang digunakan untuk membayar utang.

Analis Phillip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr juga menilai, rencana rights issue BRIS dan BBRI tergolong menarik meski detail harga dan rasionya masih belum diketahui. Pasalnya, dana hasil rights issue dapat digunakan untuk menambah modal BRIS setelah merger dan menyokong BBRI untuk membentuk holding BUMN pembiayaan ultra mikro.

"Penambahan modal pada BRIS dan BBRI diharapakan dapat memberikan nilai tambah untuk pemegang saham ke depannya," kata Zamzami.

Analis Pilarmas Investondo Sekuritas Okie Ardiastama menambahakan, rights issue BRIS layak dieksekusi mengingat ruang pertumbuhan bagi perekonomian syariah yang cukup besar.
"Selain itu, tujuan jangka panjang aksi korporasi tersebut juga menjadi bagian dari fokus pemerintah dalam meningkatkan market cap BRIS," ucap Okie.

Ia memperkirakan, saham BRIS setelah rights issue juga akan menjadi semakin likuid. Meningat, saham yang beredar di masyarakat akan menjadi semakin banyak.

Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki juga menilai rights issue BBRI menarik untuk dieksekusi setidaknya untuk trading jangka pendek dan menengah. Dengan catatan, harga rights issue BBRI berada di bawah harga pasar.

"Investor bisa lepas saham BBRI di ex date-nya. Nanti beli kembali sahamnya jika harga pelaksanaannya di bawah harga pasar saat ini," ucap Yaki. Pasalnya, setelah ex date, harga saham biasanya akan cenderung turun mendekati harga teoteris.

Selanjutnya: Hingga kuartal I, BRI targetkan penyaluran KPR FLPP sebanyak 6.000 unit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×