kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah emiten berburu dana lewat rights issue dan private placement


Jumat, 14 Agustus 2020 / 18:40 WIB
Sejumlah emiten berburu dana lewat rights issue dan private placement
ILUSTRASI. Beberapa emiten berencana mencari dana melalui mekanisme penerbitan lewat saham baru.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten berencana mencari dana melalui mekanisme penerbitan lewat saham baru. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) akan menerbitkan 7,5 miliar saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue.

PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) juga bakal menggelar rights issue dengan mengeluarkan 2,88 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 230 per saham. Sementara itu, PT Global Mediacom Tbk (BMTR) akan melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atawa private placement dengan harga pelaksanaan Rp 200 per saham.

BMTR akan melepas 700 juta saham baru dengan harga nominal Rp 100 per saham. Dengan begitu, Global Mediacom bisa memperoleh dana segar sebesar Rp 140 miliar. Tak hanya itu, PT MNC Studios International Tbk (MSIN) pun akan menerbitkan 364,14 juta saham baru dengan skema private placement.

Baca Juga: Harga pelaksanaan private placement Global Mediacom (BMTR) terdiskon 19%

Analis CSA Research Institute, Reza Priyambada mengatakan, dengan adanya penetapan harga pelaksanaan private placement ataupun rights issue, kemungkinan pasar akan melakukan penyesuaian harga terlebih dahulu. Per akhir perdagangan Jumat (14/8), harga saham BMTR terkoreksi hingga 6,45% ke harga Rp 232 per saham. Harga saham MEDC juga minus 1,90% ke Rp 515 per saham. Saham IMJS melemah 1,57% ke harga Rp 250 per saham, dan MSIN stagnan di harga Rp 302 per saham.

Reza menilai, aksi rights issue dan private placement keempat perusahaan ini terbilang menarik lantaran dana yang diperoleh kebanyakan akan digunakan untuk pengembangan usaha maupun mendukung bisnis.

Misalnya saja MSIN yang bakal menggunakan dana hasil private placement untuk mendukung peningkatan produktivitas dan kualitas operasional berkelanjutan termasuk binis rumah produksi dan periklanan, dengan meningkatkan jumlah produksi atas konten-konten pada platform OTT dan TV FTA.
Selain itu MSIN juga akan mengucurkan dananya untuk meningkatkan struktur permodalan, dan meningkatkan jumlah saham beredar untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham.

Baca Juga: Jadi peserta lelang SUN besok (11/8), BI akan masuk lewat mekanisme pasar

Dari sisi kinerja, sepanjang semester I-2020 MSIN memperoleh jumlah pendapatan Rp 716,17 miliar atau turun 24,95% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 954,28 miliar. Dari sisi laba bersih juga menyusut 39,78% menjadi Rp 75,69 miliar dari sebelumnya Rp 125,69 miliar pada semester 1-2019.

Reza menambahkan, meski mengalami penurunan kinerja dari sisi pendapatan dan laba, namun secara keseluruhan kinerja MSIN masih positif. "Selain MSIN, kinerja BMTR juga masih cukup baik meski mengalami penurunan laba," katanya, Jumat (14/8).

Pada semester I-2020 BMTR membukukan pendapatan Rp 5,86 triliun, turun 7,84% dibandingkan pendapatan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 6,36 triliun. Oleh karena itu, Reza mengatakan pelaku pasar dapat mempertimbangkan saham MSIN dan BMTR untuk dikoleksi.

Baca Juga: Golden Energy Mines (GEMS) bagikan dividen dengan yield 6,24%, catat jadwalnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×