Reporter: Kenia Intan | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indointernet berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mengutip pengumuman Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Jumat (29/1), Indointernet telah mengantongi izin efektif tanggal 28 Januari 2021.
Dengan itu, perusahaan akan melakukan penawaran umum pada 1-2 Februari 2021. Setelahnya, Indointernet akan melakukan penjatahan pada 4 Februari 2021. Pada 5 Februari 2021, Indointernet dijadwalkan melakukan pengembalian uang pemesanan dan distribusi saham secara elektronik.
Jika semua berjalan sesuai rencana, Indointernet akan mencatatkan saham perdana atau listing bursa pada 8 Februari 2021.
Asal tahu saja, dalam gelaran penawaran umum saham perdana atawa initial public offering (IPO) ini, Indointernet melepas 80,81 juta saham dengan nilai nominal Rp 50.
Baca Juga: 30 Perusahaan masuk pipeline BEI, simak strategi memilih saham IPO
Saham yang ditawarkan itu setara 20% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh. Adapun setiap sahamnya ditawarkan dengan harga Rp 7.375.
Dengan demikian, Indointernet bakal mengantongi dana segar hingga Rp 595,97 miliar. Dalam proses IPO, Indointernet menggandeng PT BCA Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek.
Mengutip prospektusnya, perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi, aktivitas jasa informasi, aktivitas pemrograman, dan konsultasi komputer itu akan menggunakan 90% dana sebagai tambahan setoran modal kepada Edge Data Center (EDG). Nantinya, dana tersebut digunakan untuk pembangunan EDC, serta pengembangan EDC selanjutnya.
Sekadar informasi, total dana yang dibutuhkan untuk pembangunan EDC sekitar Rp 468,90 miliar. Pelaksanaan pembangunannya telah dimulai pada tahun 2020 dan telah selesai hingga 90%.
Sementara, rencana capex untuk EDC akan dilakukan bertahap, adapun realisasi sampai dengan November 2020 adalah sebesar Rp 101,12 miliar.
Baca Juga: Kopi Kenangan: Ekspansi 800 gerai di 2021 dan ambisi go public pada 2023
Nah, 6% dari dana yang dihimpun digunakan sebagai belanja modal berupa pembelian perangkat untuk pengembangan Digitalisasi Network yang merupakan salah satu layanan dari kegiatan usaha utama perusahaan.
Indointernet memang berencana meningkatkan layanan koneksi lama dengan layanan konektivitas HSX (Digitalisasi Network). Secara bertahap, Indointernet akan mengembangkan lebih lanjut layanan HSX untuk koneksi ke berbagai layanan data center di Indonesia dan berbagai layanan cloud global yang telah memiliki data center di Indonesia.
Sisa dana lainnya, sekitar 4%, akan digunakan untuk modal kerja pengembangan Digitalisasi Network, antara lain biaya pembelian peralatan dan koneksi.
Selanjutnya: Kerek kapasitas produksi, SAMF fokus garap pasar Sumatera dan Kalimantan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News