kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

30 Perusahaan masuk pipeline BEI, simak strategi memilih saham IPO


Rabu, 27 Januari 2021 / 17:17 WIB
30 Perusahaan masuk pipeline BEI, simak strategi memilih saham IPO
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan papan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) masih memiliki 30 perusahaan dalam pipelinenya yang akan melantai di tahun ini. Sebanyak tiga perusahaan akan mencatatkan diri di BEI pada awal Februari 2021 mendatang. 

Tiga perusahaan tersebut adalah PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk dengan harga initial public offering (IPO) Rp 103, PT Widodo Makmur Unggas Tbk dengan harga IPO Rp 180 dan PT Damai Sejahtera Abadi Tbk yang bergerak di sektor elektronik dengan harga IPO Rp 101.

Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr menjelaskan dari tiga perusahaan yang saat ini tengah dalam masa penawaran tersebut, terdapat dua sektor yang menarik. Yakni sektor perbankan syariah yang masih memiliki potensi luas dan pakan ternak yang prospeknya baik seiring dengan pemulhan ekonomi yang berimbas ke konsumsi masyarakat. Di mana konsumsi ayam per kapita Indonesia juga masih rendah dibanding negeri tertangga. 

"Sektor apa saja boleh jadi pertimbangan, tinggal bagaimana positioning perusahaan dan keunggulan kompetitifnya. Sektor yang prospektif tahun ini adalah bank, semen, metal mining, telekomunikasi dan CPO," jelas Zamzami, Rabu (27/1). 

Baca Juga: IPO Februari, Damai Sejahtera Abadi akan lepas 457,5 juta saham

Dalam pipeline BEI, dari 30 perusahaan, ada satu perusahaan dari masing-masing sektor energi, finansial, infrastruktur dan transportation & logistics. Sebanyak dua dari masing-masing sektor basic materials, industrials dan properties & real estates. 

Kemudian tiga perusahaan dari masing-masing sektor consumer non-cyclical dan teknologi. Serta terdapat tujuh perusahaan dari sektor consumer cyclical, dan tujug masih dalam proses pengelompokan berdasarkan sektor IDX Industrial Classification.

Sementara itu Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan bila dilihat dari prospek sektoral, maka prospek saham IPO masih berkaitan dengan dinamika Covid-19. Harapannya pemulihan ekonomi berpeluang memulihkan kinerja perusahaan. 

"Apalagi persaingan bisnis juga sangat kuat, Widodo Makmur dengan Estika misalnya, dan Bank Net Syariah dengan Bank Syariah Indonesia," jelas Nafan.

Namun bila dilihat pergerakan indeks sektoral secara teknikal, Nafan menilai masih positif didorong oleh perusahaan big caps pada masing-masing sektor tersebut. 

Dus untuk memilih perusahaan yang IPO Nafan menyarankan investor untuk mencermati valuasi, tata kelola perusahaan, fundamental, prospek dan tantangannya. Apabila valuasi tinggi, maka dinilai kurang menarik bagi perusahaan IPO. 

Sementara itu Zamzami mengatakan cukup riskan membeli saham IPO dan harus benar-benar membaca prospektus serta mengerti potensi dan risiko perusahaannya. 

Selanjutnya: Widodo Makmur Unggas akan melantai di BEI dengan kode saham WMUU

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×