Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Multiarta Sentosa (Bank Mas) akan melakukan penambahan modal dengan menggelar penawaran umum saham perdana atawa initial public offering (IPO).
Langkah tersebut dilakukan untuk memenuhi aturan modal inti minimum bank yang dipersyaratkan regulator wajib dipenuhi bank umum sebesar Rp 2 triliun akhir tahun 2021.
Berdasarkan prospektus IPO yang diterbitkan perusahaan, Bank Mas akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 186,17 juta saham dari portopel perseroan dengan nominal Rp 1.000 per lembar. Jumlah tersebut setara dengan 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Bank BUKU II ini telah menetapkan harga IPO di kisaran Rp 3.000 - Rp 4.000 per saham. Artinya, Bank Mas akan mendapatkan dana segar dari aksi korporasi ini maksimal Rp 774,7 miliar.
Bersamaan dengan IPO itu, Bank Mas juga akan menerbitkan pemanis dengan memberikan sebanyak-banyaknya 186.176.500 Waran Seri I atau 17,65% dari jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pendaftaran IPO.
Baca Juga: Akan melantai di bursa, Triniti Dinamik gunakan kode saham TRUE
Waran seri I ini diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif pada pemegang saham yang tercatat pada tanggal penjatahan.
Setiap pemegang 1 saham yang ditawarkan berhak memperoleh 1 waran seri I, di mana setiap waran tersebut memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham IPO.
Waran ini dapat dilaksanakan menjadi saham perseroan enam bulan sejak diterbitkan dan memiliki jangka waktu pelaksanaan selama 18 bulan.
Masa penawaran awal IPO Bank mas dijadwalkan pada 7-15 Juni 2021. Perseroan memperkirakan akan mendapatkan pernyataan efektif dari OJK pada 21 Juni. Masa penawaran umum dijadwalkan pada 23-25 Juni dan perkiraan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) diharapkan dapat dilakukan pada 29 Juni mendatang.
Bank Mas pun sudah menunjuk BCA Sekuritas yang akan bertindak sebagai penjamin emisi IPO ini.
Asal tahu saja, komposisi pemegang saham Bank Mas saat ini terdiri dari PT Danabinasa Sentana 70%, PT Multi Anekadana Sakti 25%, dan PT Halim Saktu 52,75%.
Baca Juga: Masa penawaran umum selesai, Ladangbaja Murni catatkan kelebihan permintaan 356 kali
Dana hasil IPO setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk penguatan modal sehubungan dengan aturan OJK terkait konsolidasi bank umum yang menetapkan modal inti minimum bank umum Rp 3 triliun pada 2022 dan harus dipenuhi Rp 2 triliun pada akhir tahun ini.
Selanjutnya, 85% dari penambahan modal akan dialokasi untuk penyaluran kredit dan 15% untuk pengembangan digital banking.
Selanjutnya: Berdamai soal KB Bukopin, KB Kookmin Bank dan Bosowa saling cabut tuntutan hukum
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News