kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Schroders membeli lebih banyak green bond di masa pandemi


Senin, 11 Mei 2020 / 05:32 WIB
Schroders membeli lebih banyak green bond di masa pandemi


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - FRANKFURT. Di masa penyebaran virus corona harga saham runtuh. Schroders Plc mengambil jalan lain dengan mengalokasikan investasi di surat utang dengan misi keberlanjutan lebih banyak. 

Schroders membeli obligasi yang berisi proyek-proyek lingkungan dan sosial selama pelemahan pasar global pada Maret 2020. Manajer investasi ini meningkatkan surat utang yang fokus berkelanjutan dari Eropa. Schroder memperkirakan akan ada tambahan penerbitan dari bank, real estat, infrastruktur dan perawatan kesehatan.

Selama penutupan ekonomi dan keruntuhan harga minyak, obligasi hijau alias green bond dijual cukup banyak dan nilainya sama dengan utang lainnya. Saida Eggerstedt, head of sustainable credit menilai, ini adalah peluang untuk membeli. Schroders saat ini mengelola sekitar US$ 660 miliar aset secara global.

 Baca Juga: Schroder Investment membubarkan reksadana campuran Schroder Providence Fund 

"Semua obligasi dijual atau harga diturunkan. Saya menggunakan kesempatan ini untuk meningkatkan porsi green bond pada fund kami," kata Eggerstedt seperti dikutip Bloomberg dalam wawancara 6 Mei.

Eggerstedt memperkirakan, obligasi yang diperuntukkan untuk tujuan berkelanjutan diharapkan lebih tangguh dan investor memilih untuk tidak menjualnya. Namun, kemerosotan ekonomi pada Maret akibat lockdown serta keruntuhan harga minyak. Fund manager berebut likuiditas. 

The Bloomberg Barclays Euro Green Bond Index turun sebanyak 7%, mendekati penurunan benchmark utang euro korporasi 7,3%, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Di masa tersebut, Schroders membeli obligasi CPI Property Group SA jatuh tempo 2027 1,625%, obligasi Prologis Euro Finance 0,375% jatuh tempo 2028, obligasi Digital Dutch Finco BV 1,5% jatuh tempo 2030 dan obligasi 7,0% Klabin Austria jatuh tempo 2049. Meskipun pasar telah mengalami penurunan, Schroder percaya masih ada peluang kenaikan dalam nama siklus ini terutama jika kondisi ekonomi kembali bangkit. 

Schroders meluncurkan fund credit (semacam reksadana pendapatan tetap) berisi obligasi berkelanjutan Eropa pada Desember 2019. Dimana nilai aset € 25 juta. "Kami berencana untuk memperluas portofolio aset secara substansial," kata Eggerstedt. Green bond akan mengisi sekitar 30% dari fund tersebut. 

"Krisis telah menunjukkan kepada kita semua bahwa ada kebutuhan untuk proyek sosial membutuhkan pembiayaan. Anda juga membutuhkan efisiensi energi dan efisiensi di semua aspek kehidupan, berarti akan ada lebih banyak green bond," kata Eggerstedt. 

Schroders berharap rekam jejak kinerjanya akan memikat lebih banyak investor untuk masuk dalam fund ini. "Namun, mungkin memerlukan waktu karena banyak investor berpikir kinerjanya tidak sejalan," kata Eggerstedt.

Baca Juga: Schroders Indonesia: Butuh dukungan pemerintah untuk membuat IHSG bangkit

Schroders juga membeli green bond dan social bond yang baru dikeluarkan dari perusahaan dan pemerintah. Seperti green bond milik Analog Devices Inc senilai US$ 400 juta pada awal April, green tranche NXP Semiconductors NV yang bertenor 10 tahun, green bond Madrid € 700 juta yang dirilis akhir bulan lalu, dan social bond dari Cassa Depositi e Prestiti SpA, sebuah bank pembangunan di Italia.

Ke depan, Eggerstedt menilai, akan lebih banyak bank menerbitkan social bond mengingat bantuan modal yang mereka dapatkan dari regulator di Eropa, serta insentif untuk dipinjamkan ke perusahaan kecil dan menengah. Sektor real estat, infrastruktur, mobil dan layanan kesehatan juga akan menjadi sektor yang aktif menerbitkan obligasi berkelanjutan begitu perusahaan memiliki visibilitas yang lebih baik dari pengeluaran modal.

"Ini adalah waktu dimana Anda benar-benar menunjukkan bagaimana Anda menjaga masyarakat sebagai perusahaan," katanya. Sektor semen dan semua jenis bahan dasar juga membutuhkan banyak inovasi untuk mengurangi emisi karbon. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×