Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Schroders Indonesia mempublikasikan hasil Schroders Global Investor Study #GIS2022 Tema 3: The Call for Expert Guidance in Unsettling Times.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana orang-orang menghadapi kondisi yang sulit seiring dengan kenaikan inflasi dan suku bunga.
Studi Investor Global Schroders 2022 mensurvei lebih dari 23.000 orang yang berinvestasi dari 33 lokasi di seluruh dunia. Survei berlangsung pada 18 Februari 2022-7 April 2022, ketika prospek ekonomi dipandang kurang jelas.
Berikut adalah beberapa temuan studi tersebut secara global:
1. Orang-orang mengharapkan tingkat pertumbuhan investasi mereka melambat, tetapi mereka berharap untuk mengalahkan kinerja tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekspektasi pengembalian turun menjadi 0,06%, dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 0,23% antara tahun 2017 hingga saat ini.
Baca Juga: Schroders Jual 1,9% Saham Multi Bintang Indonesia (MLBI) Senilai Total Rp 360 Miliar
2. Orang yang lebih berpengetahuan bertindak cepat untuk mengubah strategi investasi mereka sehubungan dengan inflasi. Sebanyak 55% orang telah mengubah strategi investasi mereka untuk menanggapi kenaikan inflasi. Jumlah ini mencapai 80% bagi mereka yang menggambarkan tingkat pengetahuan investasi mereka sebagai ahli atau expert.
3. Orang-orang menghindari kelas aset yang memiliki resistansi rendah terhadap kenaikan suku bunga, tetapi pendapat beragam. Ketika obligasi dan kas agak kurang menarik bagi orang-orang, sejumlah besar orang melaporkan ‘tidak ada perubahan’ dalam hal seberapa tertariknya mereka pada aset semacam itu. Hal ini menunjukkan bahwa konsensus belum tercapai.
4. Orang-orang beralih ke keahlian profesional untuk memandu mereka melalui kondisi ekonomi yang tidak pasti. Sebanyak 39% orang cenderung menghubungi penasihat keuangan. Dana investasi yang dikelola secara aktif menjadi lebih populer dengan jumlah terbesar (48%) lebih tertarik terhadapnya. Orang-orang dengan pengetahuan investasi ahli ( expert) atau mahir ( advanced) adalah yang paling tertarik dengan opsi ini.
Baca Juga: Memoles Portofolio Investasi di Semester II, Tetap Waspadai Volatilitas
Selanjutnya, berikut adalah beberapa temuan studi spesifik Indonesia:
1. Dengan meningkatnya inflasi dan suku bunga, masyarakat di Indonesia tidak yakin tentang bagaimana harus menanggapinya. Sebanyak 78% orang-orang di Indonesia mengubah strategi investasi mereka sehubungan dengan meningkatnya inflasi.
2. Kaitan kinerja investasi dengan kesejahteraan mental sangat tinggi bagi orang-orang di Indonesia. Sebanyak 72% masyarakat Indonesia percaya bahwa kinerja investasi mereka derdampak langsung pada kesejahteraan mental mereka.
3. Investor paling berpengetahuan di Indonesia beralih ke penasihat keuangan untuk membantu mereka menghadapi ketidakpastian. Berikut rincian orang-orang yang cenderung berbicara dengan penasihat keuangan ketika suku bunga naik: 55% (ahli/mahir), 51% (menengah), dan 39% (rudimenter/pemula). Akan tetapi, perlu dicatat bahwa tingkat pengetahuan investasi adalah pengakuan pribadi responden.
Baca Juga: Meski Harga IPO Mahal, Manajer Investasi Ikut Berburu Saham GOTO
4. Keahlian manajer investasi semakin banyak dicari oleh orang-orang. Sebanyak 61% responden mengangap investasi/reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi lebih menarik daripada enam bulan yang lalu. Lalu sebanyak 45% menganggap investasi/reksa dana yang dikelola secara pasif oleh manajer investasi lebih menarik daripada enam bulan yang lalu.
5. Pada akhirnya, kondisi yang tidak menentu ini menekankan perlunya masyarakat di Indonesia untuk mencari panduan para ahli ketika menyangkut investasi mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News