kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.777   18,00   0,11%
  • IDX 7.487   7,88   0,11%
  • KOMPAS100 1.159   4,22   0,37%
  • LQ45 919   5,86   0,64%
  • ISSI 226   -0,48   -0,21%
  • IDX30 474   3,57   0,76%
  • IDXHIDIV20 571   3,72   0,66%
  • IDX80 132   0,67   0,51%
  • IDXV30 140   1,16   0,83%
  • IDXQ30 158   0,67   0,43%

Schroders Indonesia Rilis Studi tentang Cara Investor Hadapi Kondisi Sulit


Senin, 12 Desember 2022 / 16:46 WIB
Schroders Indonesia Rilis Studi tentang Cara Investor Hadapi Kondisi Sulit
ILUSTRASI. Lobby kantor PT Schroders Investment Management Indonesia di Bursa Tower I Bursa Efek Indonesia Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/12/12/2018


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Schroders Indonesia mempublikasikan hasil Schroders Global Investor Study #GIS2022 Tema 3: The Call for Expert Guidance in Unsettling Times.

Studi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana orang-orang menghadapi kondisi yang sulit seiring dengan kenaikan inflasi dan suku bunga.

Studi Investor Global Schroders 2022 mensurvei lebih dari 23.000 orang yang berinvestasi dari 33 lokasi di seluruh dunia. Survei berlangsung pada 18 Februari 2022-7 April 2022, ketika prospek ekonomi dipandang kurang jelas.

Berikut adalah beberapa temuan studi tersebut secara global:

1. Orang-orang mengharapkan tingkat pertumbuhan investasi mereka melambat, tetapi mereka berharap untuk mengalahkan kinerja tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekspektasi pengembalian turun menjadi 0,06%, dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 0,23% antara tahun 2017 hingga saat ini.

Baca Juga: Schroders Jual 1,9% Saham Multi Bintang Indonesia (MLBI) Senilai Total Rp 360 Miliar

2. Orang yang lebih berpengetahuan bertindak cepat untuk mengubah strategi investasi mereka sehubungan dengan inflasi. Sebanyak 55% orang telah mengubah strategi investasi mereka untuk menanggapi kenaikan inflasi. Jumlah ini mencapai 80% bagi mereka yang menggambarkan tingkat pengetahuan investasi mereka sebagai ahli atau expert.

3. Orang-orang menghindari kelas aset yang memiliki resistansi rendah terhadap kenaikan suku bunga, tetapi pendapat beragam. Ketika obligasi dan kas agak kurang menarik bagi orang-orang, sejumlah besar orang melaporkan ‘tidak ada perubahan’ dalam hal seberapa tertariknya mereka pada aset semacam itu. Hal ini menunjukkan bahwa konsensus belum tercapai.

4. Orang-orang beralih ke keahlian profesional untuk memandu mereka melalui kondisi ekonomi yang tidak pasti. Sebanyak 39% orang cenderung menghubungi penasihat keuangan. Dana investasi yang dikelola secara aktif menjadi lebih populer dengan jumlah terbesar (48%) lebih tertarik terhadapnya. Orang-orang dengan pengetahuan investasi ahli ( expert) atau mahir ( advanced) adalah yang paling tertarik dengan opsi ini.

Baca Juga: Memoles Portofolio Investasi di Semester II, Tetap Waspadai Volatilitas


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×